Mansoori, Misi Luar Angkasa Arab, dan Mimpi UEA Bangun Koloni di Mars
Uni Emirat Arab menorehkan sejarah sebagai negara Arab pertama yang berhasil mengirim warganya ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Uni Emirat Arab menorehkan sejarah sebagai negara Arab pertama yang berhasil mengirim warganya ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Hari Rabu (25/9/2019), mantan pilot Angkatan Udara Uni Emirat Arab, Hazzaa al-Mansoori, terbang dan merapat di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Ia menjadi orang Arab pertama yang berkunjung ke laboratorium saintifik raksasa yang mengorbit Bumi.
Mansoori terbang ke ISS dengan menumpang pesawat luar angkasa Rusia, Soyuz, dari pusat peluncuran pesawat luar angkasa (Kosmodrom) Baikonur, Kazakhstan. Dalam misi penerbangan itu, ia didampingi kosmonaut Rusia, Oleg Skripochka, dan astronot NASA, Jessica Meir. Perjalanan ke ISS membutuhkan waktu sekitar 6 jam.
Mansoori direncanakan berada di ISS selama delapan hari. Adapun Skripochka dan Meir akan tinggal di ISS selama enam bulan. Mansoori dijadwalkan kembali ke Bumi, pekan depan, bersama astronot Rusia, Alexey Ovchinin, dan astronot AS, Nick Hague. Perjalanan misi Mansoori ini merupakan hasil kerja sama antara UEA dan badan antariksa Rusia, Roscosmos.
Beberapa jam sebelum peluncuran pesawatnya, Mansoori dan rekan sepenerbangan mendapatkan doa pemberkatan dari seorang pendeta Kristen Ortodoks Rusia. Hal ini merupakan tradisi Rusia pada peluncuran pesawat luar angkasa. Namun, berbeda dari dua rekannya, Mansoori tidak mendapat percikan air suci dari pendeta tersebut.
Melalui unggahan pesan di Twitter sebelum terbang, Mansoori mengungkapkan kegembiraannya dan menganggap misinya sebagai pemenuhan mimpi bangsa. ”Hari ini saya membawa mimpi dan ambisi bangsa ke dimensi yang sama sekali baru. Semoga Allah memberkati misi ini,” cuit Mansoori di Twitter.
Selama berada di ISS, Mansoori akan menggelar sejumlah eksperimen. Otoritas UEA mengungkapkan, ia juga akan melakukan sesi siaran langsung tentang kehidupan di luar angkasa ke Bumi. Selain itu, di sana ia juga akan mengadakan jamuan makan malam dengan menu UEA, sambil mengenakan pakaian tradisional UEA.
Dalam perjalanan ke ISS, ia membawa Al Quran, bendera UEA, dan buku karangan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum. Dalam pidato pada 2017, Sheikh Mohammed pernah berjanji mengirimkan hingga empat astronot UEA dalam periode 2017-2022.
Pada 2017, Sheikh Mohammed pernah berjanji mengirimkan hingga empat astronot UEA dalam periode 2017-2022.
”Pencapaian Hazzaa al-Mansoori ke luar angkasa adalah pesan bagi pemuda Arab. Kita bisa maju. Tujuan kita selanjutnya adalah Mars,” tulis Sheikh Mohammed di Twitter, Rabu lalu.
Pahlawan nasional
Tayangan momen lepas landas pesawat yang dinaiki Mansoori diproyeksikan pada gedung Burj Khalifa, bangunan pencakar langit tertinggi di dunia. Momen itu juga dirayakan warga UEA dengan memadati Mohammed Bin Rashid Space Centre. Mereka menganggap Mansoori sebagai pahlawan nasional.
Sebagian dari mereka mengenakan busana seperti yang lazim dipakai para astronot. ”Saya merasa seperti akan terbang ke luar angkasa,” kata Badriya al-Hamadi (38), salah seorang penonton proses peluncuran itu di Dubai.
”Kami punya bakat, dan dunia menyaksikannya,” kata Fatima Al-Ghurair, penonton lainnya. Ia percaya peluncuran tersebut menunjukkan kemampuan UEA kepada dunia.
Amer Al-Ghafri, pegawai pada Mohammed Bin Rashid Space Centre, menyebut misi Mansoori adalah langkah awal UEA menjelajah luar angkasa. ”Ada banyak ambisi dan pekerjaan di masa depan,” ujarnya.
UEA merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang kini benar-benar serius mengirim misi penjelajahan ke luar angkasa. UEA berambisi mengirim kendaraan penjelajah Mars pada 2021. Bahkan, UEA ingin membangun koloni di Mars pada 2117. Sebelum mewujudkan koloni itu, UEA akan membangun kota tiruan Mars.
Sebelum Mansoori, Pangeran Sultan bin Salman al-Saud dari Arab Saudi menjadi orang Arab pertama yang terbang ke luar angkasa. Ia terbang pada 1985 dalam misi ulang-alik AS. Dua tahun kemudian, pilot Angkatan Udara Suriah, Mohammed Faris, menghabiskan waktu sepekan di stasiun luar angkasa Mir milik Uni Soviet. Keduanya tidak tinggal berhari-hari di Stasiun Ruang Angkasa Internasional. (AP/REUTERS)