Pasar malam (Indonesisk Kvällsmarknad) merupakan kegiatan tahunan yang digelar Svensk-Indonesiska Bagusföreningen (Swedish-Indonesia Bagus Organization).
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Swedia berkolaborasi menggelar pasar malam di Malmö, Swedia, Sabtu (21/9/2019). Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya guna mempromosikan Indonesia di Eropa.
Pasar malam (Indonesisk Kvällsmarknad) tersebut merupakan kegiatan tahunan yang digelar Svensk-Indonesiska Bagusföreningen (Swedish-Indonesia Bagus Organization). Organisasi yang diketuai oleh Hans Hansson, ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan ketertarikan mengenai kebudayaan Indonesia ke masyarakat Swedia dan juga sebaliknya.
Dalam kegiatan itu, berbagai kesenian tradisional Indonesia ditampilkan, khususnya tari-tarian dan musik. Tim tari dari Bagusföreningen, yaitu tim Anak Bagus dan tim Menari Bagus, turut meramaikan acara.
”Masyarakat Indonesia di Swedia, khususnya organisasi Bagusföreningen, sangat aktif mempromosikan kebudayaan Indonesia dalam bentuk tari-tarian,” ujar Duta Besar RI untuk Swedia Bagas Hapsoro dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Tim Anak Bagus menampilkan tarian Persembahan, Mbok Jamu, Topeng, Piring, Ondel-Ondel, dan Sajojo. Sementara tim Menari Bagus menampilkan tarian Janger, Burung Enggang, Tor-Tor, dan Nandak Ganjen. Kebanyakan anggota kedua tim tersebut warga negara asing, antara lain Swedia, Amerika Serikat, Iran, Ekuador, dan Bosnia.
”Di Swedia, semua WNI menjadi sebuah keluarga besar meskipun memiliki latar belakang suku dan agama yang besar. Rakyat Indonesia dapat mencontoh kehidupan warga Swedia yang memiliki konsep lagom atau cukup. Filosofi hidup ini membuat warga Swedia hidup tidak secara berlebihan dalam berbagai sektor, menjunjung tinggi sifat sopan santun dan rendah hati,” ujar Bagas.