Menjelang turun takhta pada 30 April 2019, Kaisar Akihito (85) dan Permaisuri Michiko (84) merayakan hari jadi pernikahan berlian, Rabu (17/4/2019), menandai enam dekade kebersamaan pasangan yang ikut memodernisasi monarki Jepang.
”Enam puluh tahun saling mendukung,” tulis harian bisnis Nikkei, yang memperlihatkan foto Michiko membetulkan teks pidato Akihito yang tertukar dalam sebuah acara.
Kisah cinta Akihito-Michiko pada akhir tahun ’50-an menyedot perhatian rakyat Jepang karena untuk pertama kalinya calon kaisar akan menikahi gadis dari kalangan biasa. Pertemuan keduanya dimulai di lapangan tenis dan keduanya berpacaran selama dua tahun.
Muncul harapan, pasangan ini bisa memodernisasi kehidupan istana yang sangat terikat pada tradisi. Michiko berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih membumi. Ia, misalnya, mengasuh sendiri kedua putra dan satu putrinya, bahkan mewajibkan anak-anaknya mempersiapkan sendiri bekal sekolahnya. Padahal, secara tradisi, keluarga kerajaan dibesarkan oleh sederet pengasuh.
Michiko juga intens menjalin hubungan dengan komunitas warga biasa, seperti kaum lansia dan mereka yang berkebutuhan khusus. Kadang ia berjongkok untuk berbicara dengan warga, sikap yang ditentang istana, tetapi dipuji rakyat Jepang.
Kesedihan
Kehidupan kerajaan sangat menyulitkan Michiko yang merupakan anak dari seorang pebisnis besar di Jepang. ”Hidup sebagai putri dan kemudian permaisuri kaisar bukanlah hal mudah bagi saya,” kata Michiko saat ulang tahunnya ke-84, Oktober lalu.
Michiko dikabarkan sering sakit karena kondisi psikologisnya yang tertekan kekakuan tradisi istana. Michiko disebut-sebut sering mengalami kesedihan dan kecemasan. ”Permaisuri mengalami waktu-waktu yang sangat sulit. Saya rasa kaisar pun berpikir apa yang seharusnya ia lakukan pada saat-saat seperti itu,” ujar kerabat kerajaan.
Berbeda dengan pendahulunya, pasangan ini hampir selalu bersama. Relasi keduanya yang hangat dan mencerminkan kasih sayang itu telah merebut simpati warga Jepang. ”Saya sangat berterima kasih kepada permaisuri yang memilih untuk berjalan bersama saya, dan selama 60 tahun membaktikan diri bagi keluarga dan rakyat Jepang,” kata Akihito. (AP/REUTERS)