Kota wisata Sharm el-Sheikh di tepi Laut Merah bisa diibaratkan ”Bali”-nya Mesir. Selain menjadi salah satu tujuan wisata, kota itu kerap menjadi tempat konferensi-konferensi internasional, salah satunya KTT Liga Arab-Uni Eropa, 24-25 Februari lalu.
Sebagai salah satu tujuan wisata utama di Mesir, Sharm el-Sheikh menyediakan segalanya. Namun, pusat hiburan yang kini tengah populer dan menjadi ikon kota itu, yaitu Soho Square. Begitu malam tiba, para wisatawan mancanegara langsung tumplak di area tersebut.
Popularitas Soho Square kini telah menggeser Naama Bay, yang jauh lebih dulu eksis dan populer di Sharm el- Sheikh. Soho Square sangat mudah dijangkau karena terletak persis di area belakang Bandar Udara Internasional Sharm el-Sheikh. Soho Square diapit dua hotel besar.
Wisatawan bisa menemukan apa saja yang dibutuhkan untuk liburan di Soho Square. Mulai dari kafe, restoran, toko suvenir, musik, hingga air mancur dengan segala bentuknya kerlap-kerlip lampu hingga mainan anak. Soho Square seperti mal, tetapi berada di area terbuka, dilengkapi mulai dari pusat perbelanjaan hingga segala macam hiburan.
Ada pula air mancur yang menari-nari mengikuti irama alunan musik. Biasanya para wisatawan sudah ramai berdiri di sekitar air mancur itu, menunggu mulainya alunan musik dan atraksi air mancur yang menari-nari.
Di depan air mancur, terdapat kafe-kafe yang biasanya penuh oleh wisatawan yang menanti atraksi air mancur dan musik. Begitu alunan musik dan tarian air mancur dimulai, banyak wisatawan ikut bergoyang-goyang mengikuti irama alunan musik.
Tak ketinggalan, toko-toko suvenir menjajakan berbagai kenang-kenangan yang akan dibawa wisatawan. ”Di toko saya ini, minimal 30 biji suvenir kecil bertuliskan Sharm el-Sheikh pasti laku setiap harinya,” ujar Mohammed (34), pemilik toko suvenir.
Mohammed bercerita, kehidupan di Soho Square mulai ramai pada sore hingga larut malam. Pada pagi hingga siang hari, wisatawan masih menikmati liburan di laut atau pegunungan atau di kolam renang di hotel-hotel mereka.
”Bus-bus yang membawa para wisatawan dari berbagai hotel mulai banyak berdatangan mulai sekitar pukul 07.00 malam,” katanya.
Ia menjelaskan pula, Soho Square dibangun secara bertahap mulai tahun 2009 untuk menyaingi Naama Bay dan sempat terbengkelai saat meletus revolusi Mesir tahun 2011. ”Soho Square mulai dibangun lagi secara intensif pada tahun 2014 dan sekarang sudah sempurna. Wisatawan kini tinggal menikmati saja,” ujar Mohammed tentang sejarah pembangunan Soho Square. (BERSAMBUNG)