NEW YORK, Jumat— Korea Utara meminta bantuan pangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Permintaan itu disampaikan Perwakilan Tetap Korea Utara di PBB untuk mencegah potensi kelaparan di negara tersebut.
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan, Korut menyampaikan kepada PBB soal kekurangan produksi pangan. Tahun ini, Pyongyang memperkirakan kekurangan produksi beras, gandum, kacang kedelai, dan kentang hingga 1,4 juta ton. ”Pemerintah (Korut) meminta bantuan organisasi kemanusiaan internasional untuk mengatasi dampak keamanan pangan,” ujar Dujarric, Kamis (21/2/2019) waktu New York atau Jumat pagi WIB.
PBB dan Pyongyang sedang membahas langkah awal mengatasi masalah kemanusiaan itu. Hingga 10,5 juta jiwa—41 persen warga Korut—diprediksi membutuhkan bantuan pangan.
Permintaan Korut kepada PBB itu disampaikan menjelang pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump. Pertemuan kedua Kim- Trump dijadwalkan berlangsung di Hanoi, Vietnam, pekan depan.
Seperti pertemuan pertama di Singapura, Juni 2018, pertemuan di Hanoi juga akan membahas denuklirisasi Korut. Mekanisme denuklirisasi tidak kunjung disepakati. Pyongyang meminta sanksi internasional dicabut sebelum fasilitas nuklir Korut ditutup. Sanksi internasional menjadi salah satu penyebab perekonomian Korut amat buruk.
Sementara AS dan negara lain meminta sebaliknya. Washington juga menuding Pyongyang tidak serius pada denuklirisasi. Sebaliknya, Pyongyang mengklaim sudah beritikad baik dengan menghancurkan atau menutup sejumlah fasilitas nuklirnya. Pyongyang balik menuding Washington tidak punya iktikad baik dan terus menyebarkan permusuhan.
Persiapan Vietnam
Sementara dari Vietnam dilaporkan, kepolisian setempat mengetatkan keamanan di perbatasan Vietnam-China. Di sana, Kim diperkirakan masuk Vietnam dengan naik kereta api. Seperti kakeknya, Kim Il Sung, dan ayahnya, Kim Jong Il, Kim Jong Un lebih menyukai kereta api sebagai sarana angkutan untuk bepergian jarak jauh.
Kereta pengangkut Kim Jong Un akan berhenti di titik pelintasan Dong Dang. Dari sana, ia akan naik mobil sejauh 170 kilometer menuju Hanoi.
Para pekerja terus merapikan Stasiun Dong Dang yang akan menjadi titik perhentian Kim. Mereka, antara lain, merapikan peron yang akan dilewati Kim. Bunga-bunga disusun di peron itu dan di beberapa bagian stasiun. Sementara polisi disebar di sekitar stasiun.
”Kami diperintahkan mempersiapkan kejadian penting di stasiun kereta,” kata pejabat Dong Dang yang tak mau mengungkap namanya.
Kereta Kim Jong Un yang berlapis baja dan berat dikhawatirkan merepotkan Vietnam. Sebab, rel kereta Vietnam berumur tua dan kerap menjadi penyebab kecelakaan.