NEW YORK, SELASA Indonesia secara konsisten terus mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dalam sesi debat terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa (22/1/2019), di New York, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menekankan, penanganan konflik di Palestina serta negara lain di Timur Tengah harus mendapat perhatian penuh dari DK PBB. Penanganan konflik itu harus dilakukan melalui politik yang damai dan inklusif.
”Keberhasilan menyelesaikan isu Palestina akan menentukan kredibilitas dan kepercayaan komunitas internasional terhadap DK PBB,” kata Retno. Pertemuan itu merupakan yang pertama kali bagi Indonesia hadir sebagai anggota tidak tetap DK PBB selama 2019-2020.
Sebelumnya, Retno berulang kali menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di Palestina. Melalui forum DK PBB, Indonesia akan mengintensifkan dukungannya kepada Palestina.
”Saya sengaja hadir pada pertemuan Dewan Keamanan PBB ini untuk menegaskan dukungan penuh Indonesia atas perjuangan Palestina,” kata Retno.
Dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri disebutkan, ada tiga poin yang disampaikan Retno mengenai penanganan konflik di Palestina. Pertama, semua pihak harus mematuhi hukum internasional dan semua resolusi PBB terkait, serta tidak mengambil langkah-langkah provokatif atau kekerasan.
Kedua, proses perdamaian di Palestina harus memiliki legitimasi. Bagi Retno, penanganan konflik di Palestina harus mematuhi parameter internasional yang telah disepakati dan mendapat dukungan secara multilateral.
”Indonesia menegaskan, solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan untuk memajukan proses perdamaian Palestina dan Israel,” kata Retno.
Ketiga, Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia atas krisis kemanusiaan yang terus dialami Palestina sejak lama. Ia menegaskan, blokade Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama 11 tahun dan menyebabkan krisis kemanusiaan, harus segera dihentikan.
Serangan
Saat isu Palestina dibahas di DK PBB, tank-tank Israel menyerang dua posisi faksi bersenjata Palestina Hamas di Gaza. Serangan itu menewaskan seorang pejuang Hamas. Sebelumnya, Senin malam, Israel menggempur sebuah kamp Hamas dari udara.
Sejak 2008, Israel dan Hamas tiga kali berperang. Dikhawatirkan akan muncul perang baru meskipun sejak November lalu tingkat kekerasan semakin menurun pasca-gencatan senjata informal.
Di sela-sela sidang DK PBB, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan, untuk membangun perdamaian dan stabilitas Timur Tengah, masalah Palestina harus diselesaikan. Dia mengulangi tawaran Rusia untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara pemimpin Israel dan Palestina. Menurut dia, langkah itu merupakan satu-satunya cara mencapai status final dan mencapai solusi dua negara.
Nebenzia mengatakan hal itu menanggapi rencana AS dan Polandia yang ingin menggelar pertemuan membahas perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Pertemuan itu akan digelar pada bulan depan di Polandia. (AP/AFP/AYU/JOS)