Amerika Diharapkan Lebih Longgar terhadap Misi Kemanusiaan di Korea Utara
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Lembaga bantuan internasional berharap Amerika Serikat memberikan kelonggaran terhadap mereka untuk tetap bisa menjalankan misi kemanusiaan di Korea Utara. Harapan ini sepertinya mendapat lampu hijau.
Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun telah bertemu dengan perwakilan sejumlah lembaga donor di Washington yang selama ini menghadapi hambatan dalam menjalankan kegiatan kemanusiaan di Korea Utara, Rabu (9/1/2019) pekan lalu.
Menurut Biegun, AS memahami tantangan bantuan kemanusiaan yang ada di Korea Utara dan urgensi pemerintah AS untuk memungkinkan komunitas internasional melakukan pekerjaannya.
Juru Bicara Mercy Corps Christopher Allbritton menyampaikan, Biegun memastikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berkomitmen untuk mempertimbangkan permintaan lembaga bantuan untuk bisa bekerja di Korea Utara sambil tetap memastikan keselamatan warga AS yang bepergian ke sana.
Mercy Corps adalah organisasi nonpemerintah berbasis di AS yang membantu memerangi kelaparan di Korea Utara sejak 1990-an. Christopher optimistis dengan hal itu dan pertemuan selanjutnya telah dijadwalkan.
Pengamat Tetap Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Richard Blewitt mengatakan, pertemuan tersebut membicarakan kebutuhan kemanusiaan, termasuk dukungan makanan, layanan kesehatan, dan obat.
Departemen Dalam Negeri AS tidak memberikan komentar terhadap pertemuan tersebut. Akan tetapi, bulan lalu di Seoul, Korea Selatan, Biegun memberi sinyalemen bahwa AS akan lebih lunak terhadap pekerja kemanusiaan, terutama yang berkewarganegaraan AS yang bepergian ke Korea Utara.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjatuhi Korea Utara sanksi karena program senjata nuklirnya. Meski begitu, lembaga bantuan internasional bisa memperoleh pengecualian dari DK PBB dalam memberikan bantuan kepada Korea Utara.
Namun, sikap AS berbeda. AS kerap menolak perkecualian atau menunda permohonan yang diajukan oleh lembaga bantuan internasional untuk bisa bepergian ke Korea Utara dalam misi kemanusiaan.
Seusai berkunjung ke Korea Utara tahun lalu, Kepala Misi Kemanusiaan PBB Mark Lowock mengatakan, terdapat ”persoalan kemanusiaan serius” di Korea Utara, seperti 20 persen anak-anak stunting (gagal tumbuh) akibat malanutrisi.
Trump antusias untuk bertemu kembali dengan Kim Jong Un dalam rangka mengakhiri program senjata nuklir Pyongyang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kamis (10/1/2019), menyatakan, dirinya yakin pertemuan Trump dan Kim akan terjadi dalam waktu dekat setelah Kim melakukan kunjungan ke China yang merupakan sekutu dekatnya. (AFP)