Setahun sesudah berdiri, Badan Antariksa Australia (Australian Space Agency/ASA) dijadwalkan siap beroperasi pada 2019. Pemerintah Australia telah memilih Adelaide, South Australia, sebagai lokasi markas badan tersebut. Dana sebesar 41 juta dollar Australia (sekitar Rp 429,7 miliar) pun siap digelontorkan.
ASA diharapkan segera mengaitkan diri secara komersial dengan industri global ruang angkasa yang bermain di kisaran miliaran dollar. Australia juga menanam investasi 260 juta dollar untuk pengembangan teknologi satelit dan peningkatan akurasi GPS (global positioning system) di kota-kota besar ataupun di pedalaman.
ASA akan dipimpin oleh Megan Clark, ahli geologi dan mantan Direktur Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO). Clark merupakan perempuan pertama yang memimpin lembaga riset terkemuka itu.
Menteri Industri, Sains, dan Teknologi Karen Andrews menyatakan, ASA menjanjikan kesempatan kerja yang luas di semua bidang. ”Target kami melipatgandakan karyawan dalam 12 tahun ke depan,” tutur Andrews kepada ABC.
Menteri Besar South Australia Steven Marshall mengatakan, negara bagiannya merupakan lokasi ideal ASA lantaran adanya industri pertahanan yang sedang berkembang pesat.
Walaupun Negara Bagian Queensland dan New South Wales juga sangat berminat, South Australia dipilih karena ada lebih dari 60 organisasi dan 800 karyawan yang sudah bergerak dalam sektor ruang angkasa, tutur Marshall.
Negara Bagian South Australia menyiapkan satu juta dollar Australia untuk kampanye agar dipilih oleh pemerintah federal sebagai lokasi ASA.
Kejar negara lain
Sebelumnya, Pusat Industri Ruang Angkasa South Australia berdiri di Adelaide pada September 2017 ketika hampir semua negara maju sudah memiliki badan nasional ruang angkasa. Sejak itu Malcolm Turnbull, perdana menteri ketika itu, bertekad untuk menyiapkan badan nasional ruang angkasa.
Di waktu lalu, semua urusan industri ruang angkasa digarap di kantor Departemen Industri di Daerah Khusus Ibu Kota Canberra, yang juga melamar untuk menjadi tempat kantor ASA.
Gedung ASA diharapkan berdiri pada pertengahan 2019 di lokasi bekas Royal Adelaide Hospital di Lot Fourteen, Adelaide, dengan karyawan awal berjumlah 20 orang.
Andy Thomas, astronot Australia yang pernah menjadi astronot Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mengatakan bahwa ia tak ingin badan itu menjadi organisasi birokrasi raksasa seperti NASA.
Menurut koran The Guardian, hubungan South Australia dengan industri ruang angkasa telah dimulai sejak Perang Dunia II ketika roket Woomera diluncurkan di bagian utara negara bagian itu pada 1947.
Bulan September lalu, Wakil Ketua ASA Anthony Murfett mengatakan, badan nasional ruang angkasa Australia jauh lebih ramping daripada NASA atau Badan Antariksa Eropa (ESA). ”Fokus kami lebih pada industri,” tutur Murfett pada Canberra Times.
”Tampaknya Inggris dan Kanada akan mengikuti jejak kami.” Karyawan awal ASA diambil dari berbagai kantor pemerintah, seperti Departemen Industri, Inovasi, dan Sains; Kantor Perdana Menteri dan Kabinet; CSIRO; Austrade; dan Angkatan Udara Australia.