Warga muslim Aceh menggelar aksi solidaritas untuk muslim Uighur, Cina di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (21/12/2018). Warga Aceh mendesak Pemerintah Cina agar tidak berlaku diskriminatif terhadap kelompok muslim Uighur.
Pemerintah China berulang kali mengungkap soal pembunuhan Juma Tahir (74). Selepas mengimami shalat Subuh di masjid terbesar China, Id Kah, Rabu (30/7/2014), Tahir diserang tiga pemuda. Imam itu tewas akibat pendarahan yang disebabkan luka tusuk. Para penyerangnya ditangkap beberapa waktu setelah kejadian. Mereka diidentifikasi sebagai orang Uighur, etnis mayoritas di wilayah otonom Xinjiang.
Pembunuhan Tahir adalah bagian dari narasi Beijing soal radikalisme yang melibatkan sebagian orang Uighur. Indonesia pun pernah menangkap sejumlah orang Uighur karena terlibat kelompok teror di sini. Kelompok perlawanan Uighur paling terkenal, East Turkmenistan Islamic Movement (ETIM), dimasukkan Amerika Serikat dan PBB dalam daftar pelaku teror.
Selain radikalisme, Beijing juga menawarkan narasi, banyak Uighur yang hidup damai. Hak beragama mereka, juga semua warga China, dijamin dalam konstitusi, tepatnya pada Pasal 36. Menurut pasal itu, negara tidak boleh memaksa warga untuk beragama atau tidak. Masjid Id Kah dan masjid lain di China, yang pengelolaan dan perawatannya didanai negara, diajukan sebagai bukti kebebasan beragama di sana.
Penindasan
Sebagian orang Uighur, seperti mendiang Tahir, mendukung narasi Beijing. Sebagian lagi, seperti juga sejumlah negara dan lembaga internasional, membantahnya dan menyebut China menindas Uighur.
Tudingan itu, antara lain, mengemuka dalam unjuk rasa di Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat (21/12/2018). Pengunjuk rasa mendesak China memberikan kemerdekaan kepada Uighur.
Ada pula sorotan soal penahanan berkedok pusat pendidikan keterampilan dan integrasi. Kecurigaan pada sekolah-sekolah itu mencuat kala salah seorang pejabat pengelolanya membeli peralatan yang tidak berhubungan dengan pendidikan. Ia membeli 2.768 tongkat polisi, 550 tongkat listrik, 1.367 borgol, dan 2.792 kaleng semprotan merica.
Orang Uighur juga berkeras mereka bukan bagian dari China. Mereka adalah orang Turkmenistan yang kebudayaannya berbeda dengan Han, etnis mayoritas di China.Uighur merasa orang Asia Tengah, bukan China. Di Xinjiang, mereka mayoritas. Di antara 2 miliar warga China, mereka minoritas.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia tengah mendalami persoalan Uighur. ”Pemerintah sangat prihatin jika benar-benar terjadi pelanggaran hak asasi manusia. Walaupun pihak China selalu membantah tidak demikian,” ujarnya.