Anggota DPR Minta BUMN Sumbang Laba bagi Mahasiswa RI di Mesir
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Anggota Komisi VI DPR yang membawahkan urusan badan usaha milik negara (BUMN), Rieke Diah Pitaloka, seusai bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi, di KBRI Kairo, Mesir, Rabu (12/12/2018) malam, meminta BUMN yang ikut serta pada pameran dagang Afrika, Intra-Africa Trade Fair, di Kairo menyumbang laba bagi pendidikan mahasiswa RI di Mesir.
Dalam dua hari pelaksanaan pameran dagang tersebut, sejumlah perusahaan asal Indonesia meraih potensi transaksi dagang dengan nominal mencapai 102,02 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,48 triliun. BUMN yang berhasil meraih kontrak diminta menyisihkan laba untuk membantu kehidupan mahasiswa asal Indonesia di Mesir.
”Kontribusi dari BUMN ini akan sangat membantu kesejahteraan mahasiswa kita yang sedang studi di Mesir,” ujar Rieke.
Ia mengatakan sangat mengapresiasi kiprah BUMN yang gencar melakukan penetrasi produk dan komoditas Nusantara ke pasar Afrika. Menurut Rieke, langkah ini sudah sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar industri Indonesia melihat Afrika sebagai pasar potensial.
”Afrika, termasuk Mesir, adalah pasar nontradisional yang belum digarap serius. Keikutsertaan dalam IATF (Intra-Africa Trade Fair) ini merupakan kesempatan emas untuk memasarkan produk kita,” ujar politisi PDI-P itu.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan penghasil ataupun eksportir sejumlah produk dan komoditas utama, seperti kopi, kelapa sawit, rempah, pupuk, dan pelumas kendaraan, hingga kapal karet berteknologi tinggi. Mereka antara lain PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Pertamina Lubricants, PT AK Goldenesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan PT Dahlia Kusuma Utama.
Dalam pertemuan bisnis pada Selasa (11/12/2018) malam, sejumlah potensi transaksi berhasil diraih. PTPN III Holding (Persero) meraih nilai potensi transaksi penjualan kelapa sawit mencapai 90 juta dollar AS. Adapun PT Pertamina Lubricants yang memasarkan pelumas kendaraan meraih potensi transaksi 6 juta dollar AS.
Selanjutnya, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia membukukan potensi penjualan kopi dan kelapa sawit senilai 5,4 juta dollar AS. Eksportir kelapa sawit dan turunannya, PT AK Goldenesia, juga ikut meraih potensi transaksi 370.000 dollar AS. Tidak ketinggalan, PT Dahlia Kusuma Utama, produsen pupuk organik, mencatatkan potensi transaksi senilai 250.000 dollar AS.
Dengan demikian, total potensi transaksi yang berhasil dibukukan pada hari kedua pelaksanaan IATF 2018 mencapai 102,02 juta dollar AS (sekitar Rp 1,48 triliun dengan kurs 1 dollar AS = Rp 14.580).
Rieke optimistis nilai potensi kontrak dagang yang diraih perusahaan Indonesia akan terus melonjak. Karena itu, ia mengingatkan agar BUMN-BUMN kelak dapat menyisihkan laba bagi pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dana tersebut, lanjutnya, dapat disalurkan melalui KBRI Kairo yang memiliki program infak dan sedekah pendidikan di Mesir.
”Sumbangan 2,5 persen dari laba kontrak dagang yang diraih BUMN dalam IATF sudah sangat membantu kehidupan mahasiswa kita. Saya yakin, Presiden Jokowi juga akan mendukung program peningkatan kesejahteraan mahasiswa Indonesia di Mesir,” tutur Rieke.
Siap memfasilitasi
Menanggapi usul Rieke, Dubes Helmy Fauzi mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi BUMN dan perusahaan Indonesia yang berkeinginan membantu mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebab, lanjutnya, mayoritas mahasiswa yang studi di ”Negeri 1.000 Menara” ini datang dengan biaya sendiri.
Dalam catatan KBRI Kairo, menurut data per September 2018, terdapat 5.086 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir. Sekitar 57,4 persen di antaranya (2.921 orang) tercatat sebagai mahasiswa S-1. Mayoritas dari pelajar dan mahasiswa Indonesia ini menempuh studi dengan biaya sendiri/non-beasiswa (82,7 persen atau sekitar 4.207 orang).
Pada tahun 2018, jumlah mahasiswa Indonesia yang lolos seleksi dan akan memulai studi di Universitas Al-Azhar sebanyak 2.010 orang. Hanya sebagian kecil dari mereka yang berstatus penerima beasiswa.
”Bantuan dana pendidikan yang diberikan perusahaan ataupun BUMN ini akan sangat membantu mahasiswa kita di sini untuk dapat lebih berprestasi. Jika dipercaya, kami sangat siap untuk membantu pengelolaan bantuan pendidikan itu,” ujar Dubes Helmy.