Salah satu adegan perkelahian yang dipentaskan dalam lakon Kresna Duta atau Duta Kresna di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (16/11/2018), malam. Lakon ini adalah inisiatif dari Yayasan Paramarta Karya Budaya, Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, dan Diaspora Indonesia in Bremen.
Setelah menyelesaikan masa pengasingan selama 13 tahun, Pandawa menagih janji Kurawa untuk mengembalikan Astina, bagian dari negara Indraprasta. Malang tak dapat ditolak, Dewi Kunthi malah dilecehkan Kurawa ketika datang bernegosiasi sebagai duta Pandawa.
Prabu Kresna pun dipanggil. Pandawa meminta kesediaannya berperan sebagai duta pamungkas untuk berbicara sekali lagi dengan Kurawa. Apa daya, Kurawa menolak menunaikan kewajibannya. Perang Bharatayuda pun tak terelakkan.
Rian Septiandi
Pagelaran wayang orang Indonesia rencananya akan diadakan di beberapa kota di Jerman, Eropa pada Mei 2019.
Kresna Duta atau Duta Kresna adalah lakon wayang orang dari sebuah episode dalam Udyogaparwa, buku kelima epos Mahabharata. Lakon ini adalah inisiatif dari Yayasan Paramarta Karya Budaya, Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, dan Diaspora Indonesia Bremen.
Berbeda dengan pertunjukan wayang orang pada umumnya, di awal pertunjukan dan di setiap awal babak disampaikan narasi dalam bahasa Jerman supaya warga Jerman yang ikut menonton bisa memahami konteks cerita.
Pemeran pertunjukan ini adalah kolaborasi dari Paguyuban Wayang Orang Bharata, Sriwedari, dan RRI Solo, serta Institut Seni Indonesia Surakarta. Mereka pentas di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (16/11/2018) malam.
RIAN SEPTIANDI
Salah satu adegan Dewi Kunthi Talibrata (kiri) dalam lakon Kresna Duta dari kisah Mahabharata yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (16/11/2018) malam. Lakon ini merupakan kolaborasi Paguyuban Wayang Orang Bharata, Sriwedari, dan RRI Solo, serta Institut Seni Indonesia Surakarta, sebagai bentuk persiapan sebelum pentas di Jerman pada 2019.
Wakil Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata dan Sutradara Kresna Duta, Teguh “Kenthus” Ampiranto mengatakan, pemilihan Kresna sebagai pusat cerita bukan tanpa alasan. Di samping alur cerita yang menarik, makna filosofis dibalik cerita tersebut adalah mengajarkan budaya berdiplomasi.
“Wayang orang itu bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan yang relevan dipakai zaman sekarang,” tutur Teguh. Selain berperan sebagai duta pamungkas, Kresna sebenarnya akan menjalankan misi sulit lainnya, yaitu menjadi duta budaya Indonesia di kancah internasional.
Pendiri Yayasan Paramarta Karya Budaya, Prasti Rachmadi Pomarius, menyampaikan bahwa pergelaran Kresna Duta merupakan rangkaian kegiatan pementasan wayang orang yang akan dilaksanakan di Jerman pada Mei 2019.
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Pendiri Yayasan Paramarta Karya Budaya, Prasti Rachmadi Pomarius
Sebanyak 40 pemain wayang orang akan berangkat ke Jerman. Mereka akan berkolaborasi dengan 10 diaspora Indonesia untuk memperkenalkan wayang orang di lima kota, yaitu Hamburg, Bremen, Frankfurt, Berlin, dan Muenchen.
“Orang Jerman lebih sering mendengar Indonesia identik dengan kemiskinan, bencana alam, terorisme, dan radikalisme agama. Saya ingin menunjukkan Indonesia lebih dari yang ditampilkan lewat televisi,” ujar Prasti.
Pergelaran wayang orang di negara tersebut rencananya akan diiringi narasi berbahasa Jerman agar penonton memahami alur cerita. Dialog dalam bahasa Jawa dipertahankan agar esensi cerita dan budaya Indonesia tetap terjaga. Adaptasi juga dilakukan pada beberapa bagian, seperti pemotongan durasi pertunjukan menjadi 90 menit dari biasanya 3-4 jam.
Pasang surut
Koordinator Sriwedari Agus Prasetyo menjabarkan, perkembangan wayang orang mengalami masa pasang surut. Wayang orang mengalami masa kejayaan selama 1950-an hingga 1970-an. Pada 1970-an hingga 1980-an, jumlah kelompok wayang orang turun akibat minat masyarakat teralihkan ke hiburan kontemporer, salah satunya televisi.
Sriwedari adalah kelompok wayang orang tertua di Indonesia yang resmi berdiri pada 1910. Setelah sempat berjaya, kelompok tersebut pernah hanya pentas di hadapan satu penonton saking minimnya minat masyarakat.
Sutradara dari RRI Solo, Ali Marsudi menambahkan, pada awal 2000, wayang orang kembali berjaya setelah disiarkan melalui tayangan televisi. Sejak itu, muncul berbagai kelompok wayang orang baru. Sayang, eksistensi kelompok-kelompok tersebut surut hingga 2010.
Belakangan, minat terhadap wayang orang mulai kembali hidup. RRI Solo, misalnya, menampilkan pertunjukan langsung sebanyak dua kali dalam sebulan secara gratis. Auditorium RRI Solo dengan kapasitas 500 orang tempat kelompoknya tampil kini sering penuh. Generasi muda juga menunjukkan minat untuk menjadi pemain wayang orang.
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Salah satu adegan Dewi Kunti (tengah) yang dipentaskan dalam lakon Kresna Duta atau Duta Kresna di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (16/11/2018), malam. Lakon ini adalah inisiatif dari Yayasan Paramarta Karya Budaya, Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, dan Diaspora Indonesia in Bremen.
Bangkit kembali
Teguh berharap, kesempatan tampil di Jerman menjadi ajang kelompok wayang orang untuk eksis lagi di dunia pertunjukan. Apalagi, dari ratusan kelompok wayang orang yang pernah muncul, sekarang hanya kurang dari lima paguyuban yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Wayang orang adalah budaya adiluhung,” katanya. Seni pertunjukan ini tidak kalah jika disandingkan dengan pertunjukan internasional sekelas opera dari Italia, kabuki dari Jepang, dan Siam Niramit dari Thailand. Bahkan, kompleksitas wayang orang dinilai lebih sulit karena memadukan unsur tembang, dialog, alur cerita, musik, karakter, kostum, dan sejarah.
Dari tiga paguyuban yang terlibat dalam rangkaian pertunjukan Kresna Duta di Jerman nanti, baru Bharata yang pernah mengecap kesempatan pentas di luar negeri. Bharata pernah tampil di Turki, Jepang, Perancis, dan Australia.
Belanda merupakan pentas internasional terakhir Bharata pada 1998 yang ditutup dengan tepuk tangan meriah dari penonton sambil berdiri. Sejak itu, kesempatan untuk tampil di kancah internasional meredup.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, pemerintah terus melakukan diplomasi budaya kontemporer dan klasik Indonesia ke tataran global. “Setelah pertunjukan Kresna Duto, kami sedang menjajaki kesempatan agar pertunjukan bisa menjadi tur dari Jerman ke Austria,” kata Hilmar.
Prasti menambahkan, diplomasi budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia. Diaspora Indonesia juga patut mengemban tugas tersebut. Ia berharap, pentas wayang orang yang akan digelar di Jerman akan menjadi pertunjukan berkala di masa depan.