PHNOM PENH, KAMIS - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada hari Kamis (8/11/2018) bersikukuh membela langkahnya memberikan jabatan tinggi kemiliteran dan politik kepada tiga anak laki-lakinya. Di tengah kritik bahwa pengangkatan itu bersifat kolutif, Hun Sen berdalih ketiga anaknya tersebut memenuhi kualifikasi atas posisi-posisi itu.
Dua putra Hun Sen menjadi petinggi militer, sedangkan putra bungsunya menjadi anggota parlemen serta memimpin komisi pemuda dan olahraga. Para pengkritik Hun Sen menyatakan, penunjukan tersebut bertujuan memperkuat posisi politik dan ekonomi Hun Sen yang berusia 66 tahun pascapemilu yang mendapat kecaman luas pada Juli lalu.
”Mereka semua memiliki gelar doktor atau master. Mengapa mereka harus menyia-nyiakannya? Saya harus mencarikan pekerjaan untuk mereka,” kata Hun Sen saat berbicara pada upacara penghargaan akademik untuk siswa sekolah menengah di ibu kota Phnom Penh.
Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa di Kamboja memenangi semua 125 kursi parlemen dalam pemilu. Tidak kurang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara Barat menyayangkan hasil tersebut karena ketiadaan oposisi yang kredibel dalam pemilu.
Sebagaimana diwartakan, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) sebagai partai oposisi dibubarkan pada akhir tahun lalu. Beberapa pemimpinnya juga ditahan. Alasannya, CNRP diduga melakukan pengkhianatan.
Uni Eropa (UE) telah memulai prosedur formal yang dapat mengakibatkan Kamboja kehilangan status perdagangan khususnya terkait masalah hak asasi manusia, yang timbul dari kasus pemilihan umum. Kamboja menanggapi tekanan UE tersebut dengan menyebutnya sebagai ”ketidakadilan yang ekstrem” bagi Phnom Penh.
Dua anak Hun Sen diketahui diangkat ke posisi tinggi setelah pemungutan suara, di tengah tindakan keras pemerintah terhadap kritikus, kelompok sipil dan media. Selain ketiga anak-anaknya, diketahui sejumlah anggota keluarga Hun Sen juga tergabung dalam komunitas bisnis terkemuka Kamboja.
Hun Manet, putra sulungnya, dipromosikan pada awal September menjadi kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja serta komandan markas tentara infanteri. Ia adalah lulusan akademi militer Amerika Serikat, West Point.
Putra kedua Hun Sen, Hun Manit, menjadi kepala unit intelijen militer. Adapun anak termuda Hun Sen, yakni Hun Many, menjadi anggota parlemen yang mengurusi kepemudaan.
Para pengamat mengatakan, Hun Sen bisa tetap berkuasa selama beberapa dekade melalui campuran jalinan jaringan cerdas dan setia secara politik dalam pasukan keamanan. Anak-anaknya tengah disiapkan sebagai calon pengganti dirinya.