BRUSSELS, RABU - Para pemimpin Uni Eropa berkumpul di Brussels, Rabu (17/10/2018), dalam pertemuan yang disebut sebagai ”momen kebenaran” terkait Brexit. Namun, pertemuan antara para pemimpin UE dan PM Inggris Theresa May itu diragukan akan mampu membuat terobosan.
May berharap UE akan memberikan solusi terkait keluarnya Inggris dari blok, sementara para pemimpin UE berharap May membawa proposal konkret untuk mengatasi kebuntuan. Presiden Dewan UE Donald Tusk menyatakan, butuh pemikiran ”kreatif” untuk menghindari hard border (penjagaan militer di perbatasan) antara Irlandia Utara dan Irlandia.
Kedua belah pihak telah melakukan pembahasan intens untuk menemukan solusi isu perbatasan, yang tetap menghormati kedaulatan Inggris dan integritas Uni Eropa. Namun, pembahasan intens selama sepekan itu gagal mencapai solusi. Itu sebabnya KTT UE, yang seharusnya menjadi ”momen penentu” kesepakatan Brexit, sepertinya tidak akan membawa terobosan.
Meskipun Inggris resmi keluar pada 29 Maret 2019, parlemen masing-masing negara membutuhkan waktu untuk meratifikasi kesepakatan Brexit. Untuk itu, Oktober dijadikan batas waktu.
Pertemuan pada Rabu malam itu bersamaan dengan keluarnya hasil survei yang menunjukkan bahwa 62 persen warga Eropa menganggap keanggotaan di UE merupakan hal yang bagus.
November
Tusk sebelumnya mengatakan, jika tak ada perkembangan signifikan, dirinya tidak akan meminta tambahan pertemuan pada November untuk membicarakan Brexit. Tusk juga menegaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, ia tak punya alasan untuk optimistis.
”Saya rasa kita semakin dekat dengan ’tanpa kesepakatan’,” kata Konrad Szymanski, Menteri Polandia Urusan Eropa, setelah pertemuan dengan para mitranya di Luksemburg.
Sejumlah diplomat UE menyebutkan, Uni Eropa siap untuk memberikan tambahan setahun lagi masa transisi pasca-Brexit, menjadi sekitar tiga tahun, untuk memberikan kelonggaran bagi Inggris mencapai kesepakatan dagang.
Meskipun tambahan ini tak langsung berkaitan dengan isu perbatasan Irlandia Utara, masa transisi bisa dipakai membicarakan cara terbaik agar barang-barang dari Irlandia Utara dan Irlandia tetap bisa mengalir bebas ke kedua pihak.
Namun, jubir May mengatakan, PM May tidak meminta perpanjangan masa transisi.