Sudah tujuh bulan hubungan diplomatik Inggris dan Rusia mengalami krisis sejak Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, diketahui terpapar racun saraf Novichok, Maret lalu. Kedua negara saling usir diplomat dalam jumlah hingga ratusan orang, diikuti pula oleh sejumlah negara.
Skripal, mantan kolonel intelijen Rusia, dan putrinya sempat berminggu-minggu menjalani opname setelah keduanya ditemukan pingsan di sebuah bangku dekat supermarket di kota Salisbury, Inggris. Yulia bahkan sempat koma selama 20 hari. "Kami sangat beruntung selamat atas percobaan pembunuhan,” ucap Yulia (33) tentang peristiwa yang dialaminya.
Tidak banyak keterangan yang diberikan oleh Sergei Skripal setelah keluar dari rumah sakit. "Fakta bahwa digunakan racun saraf, sangat mengejutkan,” katanya.
Novichok merupakan jenis racun mematikan yang dikembangkan oleh Uni Soviet semasa perang dingin. Begitu kerasnya racun saraf ini, seorang polisi yang menyidik kasus tersebut juga harus dirawat di rumah sakit dengan gejala yang cukup serius.
Bahkan, sebulan setelah peristiwa di Salisbury, polisi kembali dikejutkan dengan ditemukannya dua warga Amesbury—sekitar 13 kilometer utara Salisbury—yang terpapar racun yang sama. Seorang di antaranya tewas tak tertolong. Korban diduga menyentuh wadah bekas yang dibuang dan mengandung Novichok.
Pasca perawatan, Sergei Skripal dan Yulia dibawa ke tempat yang dirahasiakan. Tim penyidik Inggris sudah memastikan peracunan dilakukan dua orang warga Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov. Bersamaan dengan temuan itu, PM Inggris Theresa May menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas kasus ini. Di depan parlemen Inggris, September lalu, May yakin penyerangan terhadap Skripal dilakukan atas persetujuan pejabat senior Rusia.
Bukan operasi sembarangan
"GRU merupakan organisasi yang sangat disiplin dengan jaringan komando yang terbangun rapi. Jadi, itu bukan operasi sembarangan,” kata May di London.
GRU adalah badan intelijen terbesar di Rusia yang, menurut polisi antiteror Inggris, merupakan tempat Petrov dan Boshirov mengabdi.
Begitu kerasnya racun saraf ini, seorang polisi yang menyidik kasus tersebut juga harus dirawat di rumah sakit dengan gejala yang cukup serius.
Kasus peracunan ini memang bukan percobaan pembunuhan biasa. Ada riwayat yang dibawa Sergei Skripal (66) sampai dia akhirnya memilih tinggal di Salisbury. Mantan militer berpangkat kolonel ini pernah dihukum karena ketahuan menjual informasi intelijen kepada Inggris. Ketika tahun 2010 ada pertukaran agen intelijen, Skripal memilih pindah ke Inggris. Ia lalu bergabung dengan intelijen Inggris, M16.
Untuk menangani kasus ini, pemerintah Inggris melakukannya dengan sangat teliti, melibatkan 250 detektif dan para ahli serta menyelisik sejumlah video selama 11.000 jam. Menurut polisi, racun Novichok diletakkan di depan pintu kediaman Sergei Skripal. Efek hirup baru terjadi setelah beberapa waktu ketika dia dan putrinya duduk di bangku supermarket. Yulia masih memegang status kewarganegaraan Rusia, dan saat kejadian dia sebenarnya dia sedang dalam rangka mengunjungi ayahnya.
Polisi menemukan bukti bahwa Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov masuk bandar udara London beberapa hari sebelum Skripal diracun pada 4 Maret 2018. Kedua tersangka yang ditengarai orang intelijen GRU, menginap dua malam di sebuah hotel di London sebelum pergi ke Salisbury. Di kota kecil yang tenang ini mereka sempat menginap semalam. Dan empat jam setelah Skripal ditemukan pingsan, dua tersangka terdeteksi meninggalkan bandar udara London menuju Moskwa.
Rusia berulang kali menyangkal tuduhan Inggris, terutama tuduhan yang menyatakan keterlibatan pemimpin tertinggi Rusia dalam kasus ini. Moskwa sempat meminta diperbolehkan untuk ikut dalam penyidikan, namun Inggris menolak.
Penghargaan oleh Putin
Dalam sebuah kesempatan pertemuan Forum Ekonomi di Vladivostok, Putin mengatakan sudah mendapatkan dua orang yang dimaksud, namun mereka tidak melakukan tindak kriminal. "Kami mengetahui siapa mereka, kami menemukannya... Saya berharap mereka akan keluar dan berbicara sendiri tentang siapa mereka. Ini akan lebih baik buat semua,” kata Putin.
"Tidak ada sesuatu yang spesial, tidak ada tindak kejahatan, saya jamin itu. Kita lihat dalam waktu tidak lama," lanjut Putin.
Kedua tersangka ketika muncul di televisi Rusia menyangkal terlibat dalam peracunan di Salisbury. Mereka mengatakan pergi ke kota itu untuk mengunjungi katedral.
Inggris geram dengan serangan di wilayahnya dan menyatakan akan membawa kasus ini ke pengadilan meski tanpa kehadiran terdakwa (in absentia). Inggris-Rusia tak mempunyai perjanjian ekstradisi.
Pertanyaan tentang apakah pejabat tinggi Rusia tahu kejadian ini mendapat jawaban tak langsung. Bellingcat, kelompok investigasi, pekan lalu dalam situsnya menyebutkan, salah satu tersangka, Alexander Petrov, pernah dinobatkan sebagai Pahlawan Federasi Rusia oleh Putin, empat tahun lalu. Gambar Petrov bersama Putin terpampang di rumah neneknya yang pernah mengasuhnya sampai dia berusia 16 tahun.
Bellingcat yang didirikan oleh jurnalis Inggris itu mengungkapkan, Petrov tak lain adalah Alexander Yevgeniyevich Miskhin, seorang dokter militer terlatih yang bekerja pada dinas intelijen militer.
Alexander Mishkin, yang lahir pada 13 Juli 1979, direkrut dinas rahasia GRU di Moskwa dan diberi nama samaran Alexander Petrov, tulis Bellingcat. Hasil penelusuran kelompok relawan jurnalis ini menemukan Mishkin beberapa kali melakukan perjalanan ke Ukraina. Penghargaan yang diberikan Putin kemungkinan atas jasa Mishkin dalam aktivitasnya di Crimea atau hubungannya dengan mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang dekat dengan Moskwa. (AFP/AP/REUTERS)