Inggris Identifikasi Orang Ketiga Intelijen Rusia dalam Kasus Peracunan Skripal

REUTERS/ANDREY VASILYEV

Tugu peringatan yang mencantumkan Anatoliy Chepiga, orang ketiga dalam dinas intelijen militer Rusia yang dituduh Kepolisian Inggris terlibat dalam kasus peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal, dalam daftar penerima penghargaan kehormatan Bintang Emas di Akademi Komando Militer Timur Jauh di Blagoveshensk, Rusia, 11 Februari 2015.

LONDON, SABTU — Kepolisian Inggris telah mengidentifikasi pejabat ketiga di Dinas Intelijen Militer Rusia (GRU) Kolonel Anatoly Chepiga sebagai tersangka pelaku serangan peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal pada 4 Maret 2018. Surat kabar Telegraph melaporkan bahwa Chepiga diyakini oleh Kepolisian Inggris telah melakukan misi pengintaian sebelum melakukan percobaan pembunuhan terhadap Skripal.

Skripal adalah mantan perwira intelijen militer Rusia yang mengkhianati GRU dan berpaling menjadi intelijen Inggris, M16. Pada 4 Maret lalu, Skripal ditemukan tidak sadarkan diri bersama putrinya, Yulia Skripal, di bangku Taman Ratu Elizabeth di Salisbury, Inggris selatan.

Inggris mengatakan bahwa mereka diracuni dengan menggunakan Novichok, yakni racun saraf kelas militer yang dikembangkan oleh Soviet. Inggris juga menuduh dua orang yang disebut sebagai anggota intelijen militer GRU Rusia sebagai tersangka pelaku serangan itu: Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov.

METROPLITAN POLICE HANDOUT VIA REUTERS/FILE PHOTO

Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov yang secara resmi dituduh oleh Kepolisian Inggris berusaha membunuh mantan perwira intelijen Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di Salisbury, Inggris, terlihat dalam gambar yang dirilis Polisi Metropolitan London, 5 September 2018.

Rusia telah berulang kali membantah terlibatnya dalam insiden peracunan Sergei tersebut. Namun, Kepolisian Inggris justru berpikir bahwa pejabat ketiga GRU Rusia, Kolonel Anatoly Chepiga, menyamar menjadi Ruslan Boshirov, mengunjungi Salisbury untuk membantu merencanakan serangan pada Skripal.

Rusia mengatakan bahwa mereka berharap Kepolisian Inggris mengatakan mengenai apa yang mereka ketahui terkait identitas dua tersangka yang meracuni mantan mata-mata Rusia tersebut sehingga pejabat Rusia dapat memulai penyelidikan.

Situs investigasi

Situs investigasi Bellingcat, yakni sebuah kelompok investigasi yang berbasis di Inggris, pada awal pekan ini menerbitkan foto seseorang yang tampaknya seperti salah satu tersangka peracunan Sergei Skripal. Situs web tersebut mengidentifikasi tersangka sebagai Kolonel Anatoly Chepiga.

AP PHOTO/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO

Sebuah situs web dari kelompok investigasi Inggris, Bellingcat, terlihat di layar komputer di Moskwa, Rusia, Kamis, 27 September 2018. Sebuah kelompok investigasi di Inggris bernama Bellingcat mengatakan, salah satu dari dua tersangka peracunan Sergei Skripal dan anak perempuan Yulia Skripal di Salisbury, Inggris, sebenarnya adalah Kolonel Anatoly Chepiga, pejabat Badan Intelijen Militer Rusia GRU, yang pada tahun 2014 dianugerahi medali tertinggi Rusia.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan pada hari Jumat (28/9/2018) bahwa tuduhan yang dibuat oleh kelompok investigasi yang berbasis di Inggris, Bellingcat, dan yang lainnya tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelidikan. Dia menambahkan bahwa Rusia mengharapkan agar Inggris bisa menghasilkan informasi resmi.

Bellingcat mengidentifikasi salah satu dari dua orang tersangka peracunan Sergei Skripal dan putrinya tersebut sebagai Kolonel Anatoly Chepiga dari badan intelijen militer Rusia GRU yang pernah dianugerahi medali tertinggi Rusia pada tahun 2014.

FILE PHOTO

Petugas polisi berdiri di luar City Stay Hotel yang digunakan oleh Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov yang dituduh berusaha membunuh mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di London, 5 September 2018.

Peskov mengatakan bahwa dia telah memeriksa dan menemukan tidak ada informasi tentang Kolonel Anatoly Chepiga yang menerima penghargaan tersebut. Berbicara kepada wartawan saat konferensi reguler, Peskov mengatakan bahwa dia tidak ingin membahas masalah ini lagi karena buktinya kurang kuat. (REUTERS/AP)