Dunia Tak Perlu Mencari "Avengers" dan "Justice League"
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
NEW YORK, KOMPAS - Kendati tantangan global makin kompleks, dunia tak perlu mencari Avengers ataupun Justice League. Justru kekuatan para pemimpin dunia yang tergabung dalam PBB bisa menggerakkan dan mengatasi berbagai masalah tersebut.
Kepemimpinan global ini menjadi topik yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya di Sidang Umum ke-73 PBB, Kamis (27/9/2018). Wapres Kalla yang berbicara mulai jam 17.20 waktu setempat atau 4.20 dini hari waktu Indonesia Barat, menyebutkan tantangan global tersebut antara lain ketidakstabilan dan konflik, kemiskinan dan kesenjangan, sikap mengutamakan kepentingan sendiri dan nasionalisme sempit, serta pelanggaran demokrasi dan HAM.
Namun, kata Wapres Kalla, dunia kerap keliru dengan hanya mencari pemimpin dengan kekuatan luar biasa, pemimpin yang seperti superhero. “PBB tak perlu mencari superhero. Kita tak perlu memanggil para Avengers ataupun Justice League. Kita di ruangan ini adalah pemimpin global. Secara bersama, kita memiliki kekuatan para superhero. Tapi kita harus menggunakan semua niat, keberanian, kekuatan, kasih sayang, sikap tidak mementingkan diri sendiri, dan kerendahan hati. Inilah inti PBB,” tutur Kalla dalam bahasa Inggris.
Sebagai pemimpin global, lanjutnya, semua harus bekerja bersama dan saling menguatkan untuk mencapai tujuan-tujuan PBB.
Untuk mencapai perdamaian, kesetaraan, dan keberlanjutan, semua memerlukan kepemimpinan global dan tanggung jawab bersama. Tak ada kepemimpinan yang efektif tanpa tanggung jawab yang sejati dan sebaliknya.
Kita tak perlu memanggil para Avengers ataupun Justice League. Kita di ruangan ini adalah pemimpin global. Secara bersama, kita memiliki kekuatan para superhero
Dengan kepemimpinan global ini, perdamaian bisa dijaga. Namun, Kalla menambahkan, perdamaian bukan tiadanya perang semata. Ini lebih soal komitmen perdamaian dan tak lainndari upaya yang berkelanjutan untuk terus menjaga stabilitas dan mencegah konflik.
Dalam pidatonya, Wapres Kalla juga berterima kasih atas dukungan negara-negara untuk keterpilihan Indonesia sebagai anggota Dewan Keamanan Tidak Tetap PBB. Indonesia juga berjanji akan melakukan yang terbaik dalam menjalankan tugasnya.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, Indonesia terus bersiap menjelang bertugas pada Januari 2019. Selain itu, Indonesia akan menambah petugas penjaga perdamaian terutama perempuan. Saat ini, Indonesia mengirimkan 3.500 personel penjaga perdamaian dengan 100 orang di antaranya adalah perempuan.