KABUL, SELASA Taliban bersiap mengirimkan utusan untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat. Selain membahas perdamaian di Afghanistan, Taliban juga akan memanfaatkan perundingan itu untuk meminta pembebasan anggotanya.
Informasi itu diungkap dua petinggi Taliban, Selasa (11/9/2018). Mereka yang tidak bersedia namanya ditulis itu mengatakan bahwa Taliban sedang menyiapkan delegasi yang dapat terdiri dari hingga empat perunding. ”Pertemuan ini akan menentukan kelanjutan pembicaraan dengan AS. Kami akan melihat apakah AS serius dan tulus bernegosiasi,” kata salah satu pejabat itu.
”Kami akan menyerahkan daftar sejumlah tahanan di sejumlah penjara Afghanistan. Jika mereka membebaskan tahanan itu, kami akan bertemu lagi demi kebaikan,” katanya.
AS dan Taliban pernah bertemu di Doha, Qatar, pada awal Juli 2018. Kala itu, Deputi Wakil Menteri Luar Negeri AS bidang Asia Selatan dan Asia Tengah Alice Well menemui perwakilan Taliban. Selepas itu, belum ada lagi pertemuan lanjutan antara AS dan Taliban.
Pertemuan yang akan disebut dua pejabat Taliban itu belum diketahui akan berlangsung kapan dan di mana. Pejabat Taliban menyebut pertemuan itu akan dipimpin pejabat Taliban di Qatar, Sher Mohammad Abbas Stanakzai.
Kini majelis pimpinan Taliban sedang mencari perunding lain. Sebab, Stanakzai hanya berstatus sebagai penjabat sementara pada kantor Taliban di Qatar. Kini kantor itu sudah punya pimpinan definitif.
”Anda tahu penugasan Sher Mohammad Abbas Stanakzai adalah sebagai penjabat sementara. Majelis pimpinan tinggi kini berencana mengangkat orang lain,” ujar salah satu pejabat yang mengungkap pertemuan itu.
Perdamaian
Pertemuan itu diharapkan membuka peluang perdamaian atas perang 17 tahun di Afghanistan. Peluang perdamaian di Afghanistan menipis setelah kegagalan gencatan senjata Juni lalu. Padahal, kala itu banyak orang berharap pada gencatan senjata selama Idul Fitri itu. Untuk pertama kalinya setelah belasan tahun, milisi Taliban dan aparat Afghanistan bertemu tanpa beradu tembak, bahkan mereka berfoto bersama dan berpelukan.
Dalam versi AS, perdamaian didorong dengan cara meningkatkan tekanan pada Taliban. Dalam setahun terakhir, AS menggencarkan serangan udara ke berbagai basis pertahanan Taliban. AS berkeras cara itu bisa mendesak Taliban dan pada akhirnya bersedia berunding dengan Pemerintah Afghanistan.
Namun, Taliban menanggapinya berbeda. Menurut Taliban, pemerintah sekarang adalah boneka asing. Karena itu, Taliban menolak berunding dengan Pemerintah Afghanistan. Taliban hanya mau berunding dengan AS.
Taliban juga semakin menggencarkan serangan balik terhadap aparat dan warga Afghanistan. Aneka serangan Taliban memperpanjang kekerasan di negara itu. Selain Taliban, kelompok bersenjata lain juga melakukan kekerasan di sana.
Kekerasan itu antara lain berupa serangan bom bunuh diri di Provinsi Nangarhar dekat dengan perbatasan Pakistan, Selasa pagi. Bom pertama meledak di Jalalabad, ibu kota Nangarhar. Bom itu menewaskan seorang anak dan melukai 4 anak lainnya. Serangan kedua terjadi di pinggiran Nangarhar. Serangan bom bunuh diri itu menyebabkan sedikitnya 32 orang tewas dan 57 lain terluka. Serangan tersebut terjadi pada unjuk rasa memprotes pengangkatan kepala kepolisian setempat.
(AFP/REUTERS/RAZ)