Malaysia Tutup Lembaga Anti-Terorisme yang Diluncurkan Raja Salman
Oleh
MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
KUALA LUMPUR, SELASA -- Pemerintah Malaysia menutup lembaga Pusat Raja Salman untuk Perdamaian Internasional, badan anti-terorisme yang didukung Arab Saudi, hanya setahun setelah lembaga itu didirikan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dalam kunjungan ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu dalam jawaban tertulis atas pertanyaan parlemen, Senin (6/8/2018), mengatakan, setelah operasinya dihentikan, fungsi lembaga itu akan dijalankan Institut Pertahanan dan Keamanan Malaysia. Mohamad Sabu tak menjelaskan alasan penutupan badan tersebut.
Pusat Raja Salman untuk Perdamaian Internasional didirikan pada era pemerintahan PM Najib Razak guna menghadapi pandangan-pandangan kelompok ekstrem dan mempromosikan toleransi. Lembaga itu diumumkan berdiri, Maret tahun lalu, saat Raja Salman berkunjung ke Malaysia.
Badan tersebut memiliki kantor sementara di Kuala Lumpur, sambil menunggu pembangunan kantor permanen di pusat kantor pemerintahan Malaysia di Putrajaya. Pada pemilu bulan Mei lalu, Najib secara mengejutkan mengalami kekalahan dan saat ini tengah menghadapi dakwaan korupsi.
Anggota parlemen dari kelompok oposisi dan mantan Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein, Selasa (7/8/2018), mengatakan, keputusan menutup lembaga antiterorisme itu merupakan kerugian di tengah berkembangnya terorisme saat ini. Ia menyebutkan, badan tersebut dimaksudkan memosisikan Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim berada di garda terdepan bersama Arab Saudi dalam memerangi ekstremisme dan ideologi-ideologi keras.
Dalam beberapa tahun terakhir pada era pemerintahan Najib, muncul kekhawatiran bahwa pemahaman Islam ultrakonservatif ala Arab Saudi kian menguat di Malaysia. Arab Saudi membangun masjid-masjid dan sekolah-sekolah di banyak wilayah Malaysia, serta memberikan beasiswa pada warga Malaysia dan negara-negara Muslim lainnya di Asia Tenggara untuk belajar di Arab Saudi. (AP)