PHNOM PENH, KAMIS - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyebut kubu oposisi di kerajaan itu gagal memengaruhi masyarakat. Pemilu yang diikuti 82 persen pemilih adalah buktinya.
Hun Sen mengatakan, ajakan boikot pemilu yang digerakkan mantan pengurus Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) gagal. ”Ajakan tidur di rumah (pada hari pemungutan suara) gagal. Lebih dari 82 persen warga Kamboja menggunakan hak pilih. Hal itu menunjukkan dukungan rakyat Kamboja terhadap proses demokrasi,” ujarnya, Kamis (2/8/2018), di Phnom Penh, Kamboja.
Ia menyampaikan itu dalam pidato di hadapan ribuan pekerja industri garmen. Pekerja sektor itu salah satu basis pendukung Hun Sen. ”Sudah sangat jelas, perdana menteri dalam pemerintahan selanjutnya adalah Hun Sen lagi,” katanya.
Seperti para politisi Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpinnya, Hun Sen kembali menyatakan klaim kemenangan atas pemilu 2018. Hun Sen dan CPP mengklaim seluruh 125 kursi parlemen dimenangi CPP. Ia mengatakan, sidang perdana parlemen hasil pemilu 2018 akan dijadwalkan pada 19 September 2018. Sehari setelahnya, pemerintahan baru akan terbentuk.
Kamboja merupakan negara monarki konstitusional dengan raja sebagai kepala negara dan PM sebagai kepala pemerintahan. PM merupakan pemimpin partai yang meraih kursi mayoritas di parlemen. Untuk parlemen hasil pemilu 2018, pemerintahan dapat dibentuk oleh partai pemilik sedikitnya 63 kursi parlemen. Jika benar-benar meraih seluruh 125 kursi seperti klaim CPP selama ini, partai itu sama sekali tidak terhambat untuk membentuk pemerintahan.
Hun Sen menjadi orang berkuasa di Kamboja sejak 1979. Pada 1979-1985, ia menjadi wakil PM. Selanjutnya 1985-1993, ia menjadi PM. Meski kalah dari Funcinpec pada pemilu 1993, Hun Sen tetap menjadi PM bersama Norodom Ranariddh. Pada 1997, ia mengudeta PM Ranariddh dan menjadi PM sampai sekarang.
Dukungan China
Sementara itu, Pemerintah China menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan Hun Sen. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri China meminta pihak asing tidak mencampuri urusan dalam negeri Kamboja.
Mantan Menteri Luar Negeri China yang kini menjadi Penasihat Negara Wang Yi menyampaikan selamat atas pemilihan yang lancar. Pemungutan suara pada Minggu (29/7) dinyatakan sebagai bukti dukungan dan kepercayaan warga Kamboja terhadap pemerintahan CPP.
”China selalu mendukung upaya Kamboja melindungi kedaulatan, kemerdekaan, dan stabilitas. China menentang negara asing mana pun yang mencampuri urusan dalam negeri Kamboja,” tuturnya seraya menyatakan China akan terus membantu Kamboja menjaga stabilitas dan membangun.
Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhon menyebut pemilu berlangsung tertib dan transparan. Rakyat Kamboja memilih perdamaian, stabilitas, dan pembangunan. Ia juga mengatakan China adalah teman dekat Kamboja. ”China teman terdekat dan paling dapat diandalkan Kamboja,” katanya.