Gedung Putih Pesan 2 Pesawat Air Force One Seharga Rp 56 Triliun
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
WASHINGTON, SELASA -- Perusahaan penerbangan Boeing Co menerima kontrak senilai 3,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 56 triliun untuk memproduksi dua pesawat jenis 747-8 yang bakal digunakan sebagai pesawat kepresidenan Amerika Serikat, Air Force One. Pesawat itu bakal diserahkan pada Desember 2024 dan dicat kombinasi warga merah, putih dan biru.
Pentagon dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (17/7/2018) menyatakan bahwa kontrak karya Boeing itu telah diperluas, mencakup desain, modifikasi, dan ketangkasan dua pesawat jenis 747-8 bagi armada kepresidenan. Kontrak itu secara mendasar mengikuti garis besar kesepakatan informal yang dicapai antara Boeing dan Gedung Putih pada bulan Februari lalu.
Kesepakatan itu muncul setelah Presiden Donald Trump keberatan dengan banderol harga 4 miliar dollar AS dari kesepakatan Air Force One sebelumnya. Kala itu Trump sempat mengeluh melalui media sosial Twitter, dengan mengatakan tentang sebuah "biaya tidak terkendali" dan menambahkan cuitannya dengan kata: "Batalkan pesanan!"
Trump mengatakan kepada CBS dalam sebuah wawancara yang ditayangkan, Selasa, bahwa model baru Air Force One akan diperbarui di bagian dalam dan memiliki skema warna eksterior yang berbeda dari yang ada saat ini. Adapun dua nuansa biru bakal mengacu pada masa pemerintahan Presiden John F Kennedy.
"Merah, putih, dan biru,” kata Trump. "Air Force One akan luar biasa. Ini akan menjadi yang teratas di dunia. Dan warna merah, putih, dan biru itu--menurut saya--tepat."
Gedung Putih mengatakan, Februari lalu, bahwa kesepakatan baru akan menghemat pembayar pajak lebih dari 1,4 miliar dollar AS. Dokumen anggaran Angkatan Udara AS yang dirilis pada bulan Februari untuk tahun fiskal 2019 juga mengungkapkan biaya 3,9 miliar dollar AS bagi program dua pesawat.
Dokumen anggaran 2018 yang sama, tidak disesuaikan dengan inflasi, menunjukkan sebuah nilai harga 3,6 miliar dollar AS. Yang jelas Boeing 747-8 dirancang antara lain untuk memenuhi keinginan Gedung Putih, antara lain, seperti dapat terbang dalam skenario keamanan terburuk di udara, misalnya perang nuklir, dan dimodifikasi dengan avionik militer, dilengkapi dengan sistem komunikasi canggih, sekaligus sistem pertahanan diri.
Seorang pejabat Kongres AS menjelaskan, kesepakatan itu menunjukkan bahwa hanya ada sedikit perubahan dari kesepakatan informal yang dicapai pada Februari lalu. Ia pun kemudian mengungkapkan dua pesawat 747-8 yang akan diproduksi seharga 3,9 miliar dollar AS dan dikirimkan pada Desember 2024 nanti. (REUTERS)