AMMAN, SENIN - Mantan ekonom Bank Dunia, Omar al-Razzaz, menjadi perdana menteri baru Jordania mulai Senin (4/6/2018). Ia ditunjuk menggantikan Hani Mulki yang mengundurkan diri setelah unjuk rasa meluas di negara itu.
Raja Jordania, Abdullah II, meminta al-Razzaz segera membentuk pemerintahan. Tidak ada penjelasan mengapa Menteri Pendidikan di kabinet Mulki itu ditunjuk menjadi PM baru.
Raja Abdullah II meminta Mulki mengundurkan diri setelah unjuk rasa berlangsung sejak Rabu (30/5/2018). Para pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan di Amman dan sejumlah kota lain di Jordania.
Para pengunjuk rasa memprotes kenaikan pajak dan pencabutan subsidi. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari program pengetatan anggaran pemerintahan Mulki.
Mulki menjadi PM sejak 2016 dan tugas utamanya ialah membenahi perekonomian Jordania yang menunjukkan tren menurun. Meski tetap stabil secara politik saat negara-negara Timur Tengah terguncang, Jordania tetap terdampak secara ekonomi.
Maka, Mulki mencari cara untuk membenahi perekonomian dan menarik investasi. Dalam pelaksanaan tugasnya, ia mendapat saran dari Dana Moneter Internasional (IMF). Sejumlah resep penghematan yang diberikan IMF berujung pada pemecatan Mulki.
Dalam resep IMF, ada anjuran kenaikan pajak pendapatan orang dan badan usaha. Selain kenaikan pajak, IMF juga menyarankan pemerintahan Mulki mencabut subsidi sehingga harga aneka kebutuhan meningkat. Pencabutan subsidi antara lain dilakukan terhadap roti, makanan pokok orang Jordania.
Rencana itu memicu kemarahan orang-orang Jordania. Unjuk rasa terbesar berlangsung pada Minggu (3/6/2018). Rangkaian protes itu merupakan unjuk rasa terbesar di Jordania sepanjang 2018.
Setelah berhari-hari unjuk rasa, Raja Abdullah II akhirnya bersikap dan memanggil Mulki. Dalam pertemuan di istana pada Senin pagi, Raja Abdullah II meminta Mulki mengundurkan diri. Beberapa jam setelah pertemuan itu, Mulki menyerahkan surat pengunduran diri kepada Raja Abdullah II.
Setelah berhari-hari unjuk rasa, Raja Abdullah II akhirnya bersikap dan memanggil Mulki.
Kepala Kepolisian Jordania Mayor Jenderal Fadel al-Hamoud menyatakan, aparat sudah menahan 60 orang selama rangkaian unjuk rasa. Para demonstran juga menyebabkan 42 aparat terluka. Meskipun demikian, ia memastikan semua dalam kendali.
”Jordania tetap aman,” kata Mayor Jenderal Hussein Hawatmeh, Kepala Departemen Gendarmarie Jordania. Gendarmaria merupakan tentara yang menjalankan tugas-tugas kepolisian sipil, bukan khusus untuk militer.
Unjuk rasa meluas setelah Mulki menolak menghapus aturan kenaikan pajak. Sebelum ada usulan kenaikan pajak, Mulki dikenal politisi yang disukai pengusaha. Setelah usulan itu, popularitas Mulki merosot.
Sebelum ada usulan kenaikan pajak, Mulki dikenal politisi yang disukai pengusaha.
Para pengunjuk rasa menyebut pemerintah membuat masyarakat bangkrut. ”Mereka tidak menyisakan uang di kantong kami,” kata pengunjuk rasa.
Selain berdemonstrasi, para pekerja Jordania melakukan mogok massal. Serikat-serikat pekerja meminta anggotanya mogok untuk memprotes kenaikan pajak.
Mereka juga memprotes korupsi. Anggota serikat pekerja menuding politisi memboroskan dan mengorupsi anggaran negara. (AFP/REUTERS)