BEIJING, KAMIS-Pemerintah China mengaku mempersiapkan diri dengan baik dalam mengantisipasi efek negatif dari perselisihan dagang dengan Amerika Serikat. Langkah-langkah yang disiapkan dan atau dilakukan Beijing terhadap barang-barang impor dari AS diyakini tidak akan berefek banyak bagi industri domestik China.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, di Beijing, Kamis (19/4/2018), berharap Washington tidak salah sangka terhadap langkah-langkah Beijing. Washington juga diharapkan tidak serta-merta memberikan reaksi negatif atas langkah-langkah itu.
”Jika AS berupaya menggunakan kebijakan-kebijakan perdagangan yang protektif untuk merespons pembangunan China dan memaksa China berkonsensi, bahkan dengan risiko-risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan, kami kira hal itu adalah langkah yang keliru,” kata Gao.
Dalam perkembangan terbaru terkait peningkatan eskalasi di bidang perdagangan AS-China, Washington menyatakan, pekan ini, melarang perusahaan-perusahaan AS menjual aneka peranti kepada perusahaan peralatan telekomunikasi China, ZTE, selama tujuh tahun.
Kemarin, Pemerintah China mengumumkan rencana penerapan aturan antidumping sementara. Kebijakan itu akan diterapkan atas sorgum dan karet sintetis impor dari AS, Uni Eropa, dan Singapura. Kebijakan itu bisa saja meningkatkan eskalasi negosiasi perdagangan Beijing dan Washington, di tengah kebijakan saling balas atas sejumlah tarif yang diterapkan keduanya dengan nilai miliaran dollar AS.
Namun, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa kedua negara tidak memasukkan hal itu dalam proses negosiasi. Dengan kata lain, Beijing bebas menerapkan kebijakan tersebut. ”Kedua pihak tidak menggelar negosiasi bilateral terkait seksi investigasi 301 atau daftar produk China yang diajukan AS untuk dikenai tarif,” kata Gao.
Di sisi lain, pada pekan lalu, Trump mengklaim bahwa pihaknya dan Beijing cukup produktif dalam menegosiasikan perdagangan dengan membawa kepentingan masing-masing. Investigasi 301 AS difokuskan pada hal-hal yang menurut Washington sebagai pencurian hak intelektual yang dilakukan Beijing, termasuk kegagalan untuk menghargai hak-hak paten dari luar negeri.
Ketika ditanyakan lebih lanjut kepada Gao apakah langkah China itu tidak merupakan sebuah sikap yang meremehkan AS, Gao bergeming. Ia balik bertanya kepada awak media yang bertanya, ”Kami harap AS tidak akan meremehkan kami.”
Sementara itu, survei bank sentral AS, The Federal Reserve, dalam buku Beige terbaru yang belum lama ini dirilis, menunjukkan, perekonomian AS tetap tumbuh secara moderat, sekalipun ada kekhawatiran atas meningkatnya tensi perdagangan dengan China. Para investor mengamati secara lekat kinerja korporasi-korporasi, khususnya yang melantai di bursa. Pendapatan perusahaan obat asal Swiss, Novartis, misalnya, dilaporkan naik hingga 12 persen pada triwulan I-2018, terdorong kuatnya kinerja beberapa produk kuncinya.
Gagal
Dalam kesempatan terpisah, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, di Florida, sepakat untuk memulai negosiasi dagang baru yang ”bebas, adil, dan saling timbal balik”. Kesepakatan tersebut diperoleh setelah pertemuan mereka selama dua hari terakhir.
Dalam pertemuan itu, Abe gagal mendapatkan pengecualian dari Washington atas pengenaan tarif impor baja. Trump juga sejauh ini tetap bergeming dengan sikap untuk tidak bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik yang baru (TPP 11), yang dipimpin Jepang.
Meskipun demikian, sejumlah analis menilai bahwa hasil pertemuan AS-Jepang tersebut memberikan sinyal bahwa Trump mengambil sikap lebih lunak di bidang perdagangan dengan negara-negara lain.