DAMASKUS, SELASA -Para pemeriksa senjata kimia mulai masuk Douma, Suriah, Selasa (17/4/ 2018). Mereka akan mulai memeriksa dugaan penggunaan senjata kimia di kota yang baru direbut oleh pasukan Pemerintah Suriah dari milisi oposisi itu.
Kantor berita Suriah, SANA, menyebut para ahli dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) sudah tiba di Douma. Tidak ada keterangan lebih lanjut soal aktivitas para pemeriksa. Mereka bisa masuk Douma setelah menanti sejak Jumat (13/4).
Rusia, yang menyokong Pemerintah Suriah, menjamin para pemeriksa bisa bekerja dengan bebas. ”Saya menjamin Rusia tidak merekayasa lokasi tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Rusia malah menuding Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis menghalangi kerja tim itu dengan menembakkan 105 rudal ke Suriah akhir pekan lalu. Ketiga negara membombardir Suriah beberapa jam sebelum tim OPCW tiba di Damaskus.
Kepala Unit Perlindungan Radiologi, Biologi, dan Kimia Rusia Igor Kirillov mengatakan, jalan di Douma harus dibersihkan dan dibebaskan dari ranjau. Selanjutnya jalan itu akan dites oleh unit keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal itu demi menjamin keamanan dan kemudahan pergerakan tim OPCW.
Direktur Jenderal Kepala OPCW Ahmet Uzumcu menyatakan, Rusia dan Suriah mengajukan alasan keamanan sebagai penyebab tim belum masuk ke Douma. ”Masalah keamanan harus dibereskan sebelum tim diterjunkan,” ujarnya.
Perancis dan Inggris menuding Rusia dan Suriah berusaha menghilangkan bukti serangan senjata kimia pada 7 April silam. Selama proses penghilangan, tim OPCW dihambat masuk Douma.
Perancis mendesak anggota OPCW memacu kerja organisasi itu. Dengan demikian, OPCW bisa mengungkap program senjata kimia yang dirahasiakan Suriah.
Bantahan Suriah
Tim OPCW datang ke Suriah seminggu setelah ada tudingan Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia di Douma, 7 April 2018. Suriah dan Rusia membantah tudingan ini.
Bahkan, Suriah mengajak sejumlah jurnalis bertandang ke Douma. Lokasi yang didatangi termasuk rumah sakit yang disebut merawat para korban serangan senjata kimia.
Salah seorang mahasiswa kedokteran di Douma, Marwan Jaber, menyangkal ada serangan senjata kimia. ”Sesak napas disebabkan debu, reruntuhan, asap, dan api. Mereka diberi perawatan biasa,” ujarnya.
Ia menyebut ada sejumlah orang tidak dikenal datang saat situasi hiruk pikuk. Orang tidak dikenal itu disebut menyebar isu ada serangan senjata kimia.
Pasukan Pemerintah Suriah kini sepenuhnya mengontrol Ghouta, kawasan di timur Damaskus. Kini, pasukan Suriah mengalihkan perhatian ke selatan Damaskus. Target di tempat itu adalah milisi pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah. Milisi Al Nousra yang berafiliasi ke Al Qaeda juga berada di sana.
Bombardir ke kawasan itu sudah dimulai. Taktik sejenis sukses membuat Pemerintah Suriah merebut kembali banyak kawasan dari kontrol milisi oposisi seperti Aleppo dan Ghouta.