Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,12 persen, bersama pelemahan di akhir perdagangan yang menimpa Indeks Hang Seng (Hong Kong) 0,21 persen dan Indeks Shanghai Composite (China) 0,87 persen. Indeks Straits Times (Singapura) dan KOSPI (Korea Selatan) juga sama-sama ditutup turun masing-masing 0,32 persen dan 0,06 persen.
Dinamika di Suriah itu mengubah arah harga-harga saham sebagai gambaran pilihan investasi investor dan pelaku pasar setelah sejak awal pekan ini bursa-bursa cenderung bergerak naik dan stabil setelah otoritas China menyatakan siap berada di garda terdepan untuk mempertahankan sistem perdagangan pasar di tengah upaya proteksionis, terutama kebijakan tarif yang diambil Amerika Serikat. Pasar berharap negosiasi China-AS berlanjut dan perang dagang secara terbuka dapat dihindari sehingga berimbas positif bagi pemulihan ekonomi global.
Perhatian utama investor dan pelaku pasar tengah pekan ini kembali tertuju pada Presiden Donald Trump. Jika sebelumnya terkait perang dagang, komentar Trump yang bersiap menyerang Suriah membuat kecut pasar. Rencana itu adalah respons atas serangan senjata kimia Suriah.
Trump menuduh Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Rusia bertanggung jawab atas serangan mematikan yang membunuh belasan orang di kota Douma, Suriah. Tuduhan itu ditanggapi Rusia yang siap menembak jatuh rudal setiap rudal AS.
”Dengan kemungkinan perang dagang dan konflik dengan Rusia atas Suriah, kita tidak terkejut jika para investor tidak yakin dengan kenaikan pasar saat ini,” kata analis OANDA, Craig Erlam. ”Saya lihat kemungkinan-kemungkinan itu masih terbuka.”
Bursa saham di kawasan Eropa, seperti bursa saham London, Frankfurt, dan Paris, kemarin dibuka naik. Future bursa saham Wall Street pun bergerak naik di atas 100 poin ketika berita ini ditulis. Kenaikan itu diduga erat dengan harapan agar ekskalasi dan dinamika di Timur Tengah, khususnya Suriah, turun.
Melalui akun Twitter-nya, Presiden Donald Trump berujar, ”Jangan bilang kapan serangan ke Suriah akan dilakukan. Dapat saja dalam waktu dekat ini atau tidak sama sekali.”
Analis Spreadex, Connor Campbell, mengatakan, unggahan terbaru Trump itu diharapkan menurunkan ketegangan di Suriah. Jika kondisi stabil, pertumbuhan ekonomi tidak terganggu. Hal itu mendorong pelaku pasar membeli saham sehingga pasar saham terangkat kembali.
Harga minyak
Harga minyak kembali dibayangi ambil untung setelah menyentuh level tertinggi sejak 2014. Sepanjang pekan ini, harga minyak di pasar global naik sekitar 7,4 persen karena kekhawatiran terganggunya stok dan pasokan. Saat berita ini ditulis future, harga minyak turun 0,7 persen ke level 66,35 dollar AS per barrel.
”Harga minyak sangat lekat dengan tensi geopolitik, khususnya apabila menyangkut kondisi Timur Tengah sebagai pusat ekspor minyak secara global. Jika hal itu berlanjut, pasar dan harga minyak pun terimbas,” kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif Dewan Energi Internasional.