Dalam sebuah konferensi bisnis di Hainan, China, Selasa (10/4/2018), Presiden Xi Jinping berjanji memotong tarif otomotif dan memperbaiki perlindungan hak intelektual. Ia juga menyatakan siap memperlunak aturan kepemilikan asing terhadap industri otomotif sesegera mungkin.
Janji-janji itu disampaikannya di tengah berita mengenai proses negosiasi perdagangan Beijing dengan Washington. Xi memang tidak menyebut secara langsung Washington ataupun ”perselisihan” China dengan Pemerintah AS dalam forum bisnis itu, tetapi ia menjanjikan aneka kemajuan dalam bidang perdagangan secara umum.
”Pintu China yang terbuka itu tidak akan tertutup, bahkan akan terbuka lebih luas lagi,” ujar Presiden Xi Jinping dalam Forum Boao bagi Asia.
Ia, antara lain, berjanji membuka industri perbankan. Beijing juga mengaku siap membuka keran impor.
Meskipun demikian, di forum itu, ia tidak merespons secara spesifik hal-hal yang diprotes Washington. AS antara lain memprotes kebijakan China yang mensyaratkan perusahaan-perusahaan asing yang bekerja sama dengan perusahaan lokal di China untuk membuka rahasia teknologi mereka.
Respons positif
Sikap Xi yang tidak secara spesifik dan detail dalam forum itu tidak mengurangi tanggapan positif sejumlah analis dan ekonom terhadap dirinya dan China. Menurut mereka, Xi mencoba menawarkan pertolongan sekaligus harapan guna mengakhiri situasi perang dagang sekarang, yang dinilai paling buruk sejak Perang Dunia II.
Sikap Xi juga dinilai merupakan perwujudan dari kebijakan China untuk menjadi penjaga perdagangan bebas dan kerja sama ekonomi global. Sikap tersebut dinilai cukup positif meskipun pada saat bersamaan China memastikan akan melindungi kepentingan-kepentingannya dan mendorong negara-negara lain untuk mengambil sikap berseberangan dengan Washington.
”Pidato Xi dapat menciptakan sebuah sarana yang baik bagi terciptanya dialog konstruktif China-AS di WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) guna mencapai persetujuan atas hak intelektual,” ujar Rajiv Biswas, ekonom IHS Markit, dalam laporannya.
Menurut dia, jika hal itu berlanjut dan ditanggapi positif terutama oleh AS, sistem perdagangan global akan menang. Hal ini penting untuk menghapus proteksionisme global.