Mantan Presiden Lula Mulai Jalani Hukuman Penjara 12 Tahun
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
CURITIBA, MINGGU -- Ikon kelompok kiri dan mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, Minggu (8/4), memulai hari pertamanya di penjara untuk menjalani hukuman selama 12 tahun. Ia menyerahkan diri ke polisi, Sabtu waktu setempat, setelah satu hari berlindung di gedung serikat pekerja baja di kota tempat tinggalnya, Sao Bernardo do Campo, dekat Sao Paulo.
Setelah menolak permohonan bandingnya, Mahkamah Agung (MA) Brasil memberi tenggat waktu pada Lula untuk menyerahkan diri dan menjalani hukuman, Jumat sore. Lula keluar dari gedung serikat pekerja baja, menerobos kumpulan para pendukungnya, dan menyerahkan diri pada polisi. Ia dibawa polisi dengan mobil sebelum diterbangkan dengan helikopter ke Curitiba, Brasil selatan, kota tempat Lula diadili dan divonis, untuk menjalani hukuman di sana.
Sebelum menyerahkan diri, Lula sempat berpidato di hadapan pendukung partainya, Partai Pekerja. Ia menyatakan akan menyerahkan diri meski bersikukuh bahwa dirinya tidak bersalah dan menyebut dakwaan suap pada dirinya bermotif politik.
"Saya tidak berdiri di atas hukum," kata Lula, presiden pertama Brasil dari kelas pekerja. "Andai saya tidak percaya hukum, saya tentu tidak akan membentuk partai politik, (dan) saya akan memulai revolusi."
Lula menjadi mantan presiden pertama Brasil yang dijerat kasus korupsi. Ia dipenjara di markas kepolisian federal di Curitiba. Dalam kasus-kasus sebelumnya, kekuasaan presiden Brasil berakhir karena pemakzulan, kudeta, dan bunuh diri.
Meski Lula sudah dinyatakan bersalah dan dipenjara, popularitasnya tetap tinggi. Ketika helikopter yang membawa Lula mendarat di atap penjara, para pendukung Lula segera menembakkan kembang api. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata.
Lula kini meringkuk di sel yang berukuran 15 meter persegi sambil menunggu enam sidang kasus korupsi lainnya. Namun, kondisi sel Lula dikabarkan "mewah" karena tersedia toilet dan kamar mandi privat lengkap dengan air panas. Kondisi sel Lula ini jauh di atas standar penjara Brasil yang terkenal buruk, penuh kekerasan, dan padat.
Hukuman penjara menjadi akhir dari kejayaan Lula setelah ia terjungkal akibat operasi pencucian uang "Car Wash". Ia bersalah karena menerima suap berbentuk apartemen mewah dari perusahaan konstruksi. Dari hasil penyelidikan kepolisian, terjaring sejumlah politikus ternama, pejabat tinggi, dan pengusaha-pengusaha terkaya di Brasil.
Ini menjadi skandal korupsi yang terbesar sepanjang sejarah Amerika Latin. Selama empat tahun terakhir, hampir setiap pekan polisi menahan politisi dan pengusaha yang terlibat kasus ini. Penyidik menemukan ada skema besar dimana perusahaan konstruksi membentuk kartel yang membagikan kontrak dari perusahaan minyak negara Petrobras dan membayar miliaran dollar AS dalam bentuk suap untuk politisi dan pengusaha.
Permainan politik
Sejak pertama dituding terlibat kasus ini, Lula menyatakan dirinya tidak bersalah. Publik pendukungnya pun berpandangan begitu. Bahkan, pendukungnya curiga ini semua hanya permainan politik dan akal-akalan agar Lula tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden, Oktober mendatang.
Di mata pendukungnya, Lula adalah pahlawan yang mengakhiri pemerintah militer diktator selama 1964-1985. Saat ia menjadi presiden selama dua periode dari 2003 hingga 2011, pertumbuhan ekonomi Brasil kuat, dan kesenjangan berkurang karena ia ambisius menjalankan program sosialnya.
Kasus Lula, seperti halnya yang terjadi di Venezuela, menurut pengamat politik Amerika Latin dari London School of Economics Fracisco Panizza, menunjukkan gerakan kiri Amerika Latin kerap berakhir dengan "kisah sedih", seperti korupsi, para pemimpinnya dipenjara, atau krisis ekonomi.
Peter Hakim dari lembaga kajian di Washington, AS, Inter-American Dialogue, yakin Lula akan tetap didukung rakyat, terutama rakyat miskin karena Lula, sebagai presiden pertama dari kelas pekerja, mengombinasikan kebijakan ekonomi yang ramah pada usaha dengan berbagai program kesejahteraan sosial. Kebijakan ini berhasil membantu puluhan juta rakyat miskin mendapat hidup yang lebih baik. (REUTERS/AFP/AP)