Terbius Diplomasi K-Pop
Ribuan penonton konser kelompok penyanyi Korea Selatan K-Pop, Red Velvet, melambaikan tangan sambil ikut berdendang ketika lagu ”Red Flavor” bergema di East Pyongyang Grand Theater, Korea Utara, Minggu (1/4/2018). Pemimpin Korut Kim Jong Un yang didampingi istrinya, Ri Sol Ju, dan adiknya, Kim Yo Jong, pun terlihat—beberapa kali— ikut bertepuk tangan.
Suasana riuh sebagaimana terjadi dalam konser itu adalah langka, selangka konser penyanyi dari Korsel di Korut. Selama ini jangankan konser, mendengarkan lagu atau menonton rekaman video penyanyi dari Korsel dilarang. Rezim Korut selalu menyebarkan propaganda budaya kapitalis dan borjuis Korsel meracuni rakyat.
Banyak warga Korut yang lari menyeberang ke Korsel mengaku sering menonton drama televisi Korea dan mendengarkan lagu-lagu milik K-Pop melalui media penyimpan USB yang dijual mahal di pasar gelap Korut. Karena itulah, penampilan langsung K-Pop di Korut menjadi pengalaman langka dan disebut-sebut sebagai bukti mulai mencairnya hubungan kaku antara Korsel dan Korut selama beberapa tahun terakhir.
Penonton yang mayoritas datang berbaju gelap dan berbusana tradisional melambaikan tangan sambil sama-sama menyanyikan lagu Korea yang populer, ”Our Wish is Unification”. Selain Red Velvet, dalam konser ini juga tampil vokalis legendaris Korsel, Cho Yong-pil, Lee Sun-hee, Baek Ji-young, dan penyanyi rock Yoon Do-hyun.
Kita harus sering-sering mengadakan pertunjukan seni budaya. Terima kasih atas kado bagi rakyat Korut ini.
Setelah konser yang berlangsung dua jam itu berakhir, para penonton memberi tepuk tangan riuh sambil berdiri. Jong Un kemudian terlihat berjabatan tangan dengan para bintang K-Pop dan bahkan berfoto bersama. ”Saya terharu melihat rakyat bisa menikmati penampilan dan memahami seni populer Korsel. Kita harus sering-sering mengadakan pertunjukan seni budaya. Terima kasih atas kado bagi rakyat Korut ini,” kata Jong Un, seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA.
Menteri Kebudayaan Korut Do Jong-whan mengatakan, Jong Un menaruh perhatian besar pada konser dan mengajukan banyak pertanyaan terkait lagu dan lirik-liriknya.
Latihan militer
Konser para bintang Korsel di Pyongyang ini diselenggarakan menjelang pertemuan bersejarah antara Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in di perbatasan kedua negara, 27 April mendatang. Agenda pertemuan itu antara lain akan membahas pertemuan Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Mei mendatang. Dari kedua pertemuan itu diharapkan akan dapat diperoleh solusi atas krisis nuklir dan rudal di Semenanjung Korea.
Pada hari konser K-Pop digelar, militer Korsel dan AS kembali menyelenggarakan latihan militer rutin bersama. Latihan bersama ini sempat dihentikan sementara selama penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin di Korsel, Februari lalu. Sampai sejauh ini belum ada tanggapan atau reaksi dari Korut terkait latihan bersama ini. Padahal, biasanya Korut akan marah, dan ungkapan kemarahan Korut ditunjukkan dengan peluncuran rudal.
Ketegangan antara Korsel dan Korut mulai berkurang setelah Korut mengirimkan atlet- atletnya ke Olimpiade musim dingin. Suasana tegang ini terjadi karena secara teknis kedua negara tetangga ini masih dalam status perang setelah perang 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan dengan kesepakatan damai.
Banyak pengamat khawatir upaya-upaya Jong Un beberapa bulan terakhir ini hanya upaya untuk mengulur waktu demi mematangkan program bom nuklir mereka. Ada juga yang curiga ini semua hanya akal- akalan Jong Un supaya sanksi internasional bisa ditekan atau setidaknya dikurangi. Apa pun alasan dan motif Jong Un tidak akan ada yang tahu secara pasti. Seperti halnya kedatangan Jong Un ke konser K-Pop yang mendadak dan di luar dugaan.
(REUTERS/AFP/AP/LUK)