Eslandia, Surga bagi Penambang Uang Virtual
Penambangan mata uang virtual dilakukan dengan komputer-komputer yang memiliki kemampuan komputasi sangat besar sehingga rakus listrik dan menghasilkan banyak panas. Selain itu, mesin-mesin komputer yang bekerja untuk menambang mata uang virtual juga sangat bising. Suara bising dari rak-rak komputer yang beroperasi di dalam ruang berukuran 400 meter persegi itu menyaingi kebisingan pesawat jet saat lepas landas.
Tidak seperti dollar Amerika Serikat dan euro, mata uang virtual bitcoin tidak dikeluarkan oleh bank sentral. Mata uang virtual dihasilkan atau dibuat di ”pertanian” yang terdiri atas banyak komputer, seperti di sebuah tempat di Eslandia ini.
Komputer-komputer dimodifikasi dengan dipasangi enam graphic card (unit pengolah khusus komputasi grafis) yang memiliki tugas berat menyelesaikan jutaan kalkulasi guna merampungkan algoritma kompleks yang memproses transaksi bitcoin. Pengolahan transaksi bitcoin di seluruh dunia yang dikerjakan di sebuah tempat di Islandia ini akan menghasilkan imbalan berupa bitcoin-bitocin baru. Hasil inilah yang diincar oleh perusahaan-perusahaan
pemilik komputer pengolahan kalkulasi mata uang virtual.
”Semua orang bisa melakukannya (mengalokasikan komputer untuk menambang bitcoin) di rumah. Tidak ada yang bisa menghentikan Anda dan tidak ada batasan teknis,” kata Philip Salter, Kepala Operasi Genesis Mining, kepada AFP.
Pada tahun lalu terjadi lonjakan kemunculan mata uang virtual, yang dipimpin bitcoin, yang pernah menyentuh nilai sekitar 20.000 dollar AS per unit pada Desember. Saat itu, para penambang mata uang virtual amatir dan profesional berlomba-lomba untuk tidak ketinggalan dalam kegairahan tersebut.
Penambang di rumah sering menggunakan komputer tua. Mereka juga tidak memiliki pilihan tempat untuk mengoperasikan komputer selain di rumah sendiri. Imbalan berupa sebagian kecil dari satu unit bitcoin terasa sudah mencukupi.
Sebaliknya, perusahaan seperti Genesis Mining berinvestasi sangat serius. Mereka membangun dan melengkapi fasilitas bangunan seperti di Eslandia. Hasilnya, perusahaan ini memiliki peluang signifikan untuk mendapatkan bagian cukup besar dari jatah bitcoin yang tersedia sekarang, yakni 12,5 unit bitcoin baru setiap 10 menit.
Dingin dan murah
Berbeda dengan penambang amatir, perusahaan-perusahaan besar memiliki keleluasaan dalam menentukan lokasi penempatan komputer-komputer penambang bitcoin. Namun, mereka tetap harus berhitung cermat. Penentuan lokasi akan berdampak pada tingkat keuntungan mengingat tarif listrik untuk tenaga dan pendinginan komputer bervariasi antara satu negara dan negara lain.
Eslandia menjadi negara yang menarik karena tarif listriknya murah, yang dihasilkan dari energi panas bumi yang bersih. Dengan tarif 0,065 euro atau Rp 1.100 per kilowatt per jam (kWh) sebelum pajak, tarif listrik tersebut hampir separuh dari rata-rata tarif listrik di Eropa. Maka, dalam hal tarif listrik, Eslandia menjadi negara yang kompetitif di Eropa, bersama Serbia, Macedonia, serta Bosnia.
Keuntungan lain yang dimiliki Eslandia ialah rata-rata temperatur tahunan negara itu hanya sekitar 5 derajat celsius. Hal ini membuat pusat penambangan mata uang virtual tidak perlu membuat instalasi pendingin udara yang rumit. Mereka cukup memasukkan atau mengisap udara luar ke dalam ruangan komputer. Tak perlu alat pendingin udara.
”Efisiensi tenaga di Eslandia sangat bagus berkat ketersediaan pendinginan alami,” kata Snorri Sigurbergsson, direktur pengembangan bisnis perusahaan tenaga listrik Eslandia, HS Orka.
Meski demikian, peningkatan jumlah perusahaan, seperti Genesis Mining, yang mengalihkan pusat operasi dari negara lain di Eropa ke Eslandia membuat permintaan listrik di negara itu melonjak. ”Permintaan listrik meningkat secara eksponensial, khususnya selama tiga bulan terakhir,” ujar Sigurbergsson.
Peningkatan terjadi saat harga bitcoin anjlok dari puncaknya sekitar 20.000 dollar AS menjadi di bawah 9.000 dollar AS per unit. Para analis menyatakan, penurunan harga membuat isu biaya operasi menjadi jauh lebih mendapat perhatian dari para perusahaan penambang bitcoin.
Sigurbergsson memperkirakan, akibat lonjakan permintaan listrik, perusahaan HS Orka tidak akan mampu memenuhi kebutuhan listrik perusahaan-perusahaan penambang bitcoin yang beroperasi di Eslandia.
HS Orka menyatakan, tiga perusahaan penambang bitcoin terbesar di Eslandia pada 2018 akan mengonsumsi listrik lebih banyak ketimbang listrik yang diperlukan oleh 350.000 penduduk negara itu. (AFP/ATO)