Setelah tewas dalam kecelakaan pesawat 50 tahun yang lalu, kematian Yuri Gagarin hingga sekarang masih diselimuti misteri. Gagarin adalah astronot Uni Soviet yang dipuja sebagai pahlawan nasional karena menjadi manusia pertama yang pergi ke luar angkasa. Ia melakukan perjalanan bersejarah ke antariksa pada 12 April 1961.
Tanggal 27 Maret 1968, pukul 10.18. Kala itu, Gagarin mempersiapkan penerbangan latihan dengan pesawat MiG-15 di Aerodrome Chkalovsky, dekat Moskwa. Mantan kolega kosmonot, Vladimir Aksyonov, mengenang kematian Gagarin.
”Yuri dan saya berkonsultasi dengan dokter yang sama dan mendengarkan prakiraan cuaca yang sama. Saya akan lepas landas satu jam setelah dia,” kenang Aksyonov yang kini berusia 84 tahun. Namun, rencana terbang Aksyonov akhirnya batal. Pukul 10.30, saat ia kembali ke markas, Gagarin dan kopilot Vladimir Seryogin tak menanggapi panggilan radio.
Pada 14.50, kru helikopter yang mencari pesawat Gagarin mengatakan telah menemukan sebagian puing pesawat sekitar 65 kilometer dari bandara. Jenazah Gagarin ditemukan keesokan harinya. Gagarin berusia 34 tahun saat itu.
Kami mendengar teriakan di koridor yang mengabarkan Gagarin tewas dalam kecelakaan pesawat. Itu mengejutkan. Semua teman perempuan menangis
Sergei Kravchinsky (74) mengingat kematian Gagarin. Saat insiden terjadi, Kravchinsky adalah insinyur antariksa muda dan baru menyelesaikan kelas senam. ”Kami mendengar teriakan di koridor yang mengabarkan Gagarin tewas dalam kecelakaan pesawat. Itu mengejutkan. Semua teman perempuan menangis," kenangnya.
Untuk pertama kalinya, Uni Soviet menetapkan hari berkabung nasional yang diperuntukkan bagi seseorang yang bukan kepala negara.
Bingung
Para insinyur mengethaui bahwa Gagarin saat itu sedang berlatih dengan pesawat MiG dan sempat mengalami masalah pendaratan. Ketika mereka mendengar komisi investigasi memberikan kesimpulan penyebab kematian Gagarin, mereka menjadi bingung.
Menurut versi resmi, awak pesawat itu harus melakukan manuver mendadak karena ada perubahan situasi di udara yang menyebabkan kecelakaan pesawat Gagarin. "Laporan resmi komisi investigasi yang berjumlah 29 jilid tidak pernah dipublikasikan," kata Alexander Glushko, sejarawan yang mempelajari industri luar angkasa Soviet. Inilah yang kemudian mendorong para rekan Gagarin dan ahli untuk memulai penelitian mereka sendiri.
Pada saat itu, desas-desus liar tentang penyebab kematian Gagarin beredar: Gagarin dibunuh oleh Kremlin, mabuk di kokpit, atau diculik oleh alien.
Pada 2011, untuk merayakan ulang tahun ke-50 penerbangan bersejarah Gagarin tahun 1961 ke antariksa, Kremlin merilis beberapa informasi baru tentang kematiannya. Dokumen baru tersebut menyatakan bahwa "salah satu alasan yang mungkin" menjadi penyebab kecelakaan pesawat Gagarin adalah manuver tajam yang dilakukan untuk menghindari balon cuaca setelah Gagarin serta Seryogin kehilangan kendali pesawat.
"\'Salah satu alasan yang mungkin.\' Kata-kata ini tidak berarti apa-apa. Tak satu pun dokumen dari 29 jilid penyelidikan itu diterbitkan secara lengkap," kata sejarawan Glushko.
Ia percaya bahwa ada rahasia di sekitar kematian Gagarin untuk menyembunyikan "cacat dalam organisasi dan berfungsinya sektor antariksa Soviet" yang menjadi simbol kekuatan USSR. "Karena tidak adanya kebenaran, rumor terus beredar hingga hari ini," kata Glushko.
Banyak versi
Alexander Volodko, polisi dari kota Novokuznetsk, Siberia, yang berkunjung ke Museum Kosmonotika Moskwa mengatakan bahwa orang tuanya menceritakan Gagarin meninggal karena mabuk. Volodko sangat menginginkan agar kebenaran diungkap. Secara pribadi, Volodko percaya versi yang diajukan oleh kosmonot legendaris Alexei Leonov.
Leonov, anggota komisi investigasi 1968, menyatakan, sebuah pesawat Sukhoi mendekati rute yang direncanakan Gagarin, jaraknya kurang dari 20 meter dari pesawat Gagarin. Inilah yang menyebabkan pesawat Gagarin berputar dan jatuh.
Ini bukan lagi rahasia: ini adalah tentang kelalaian dan pelanggaran aturan penerbangan
Pada bulan Juni tahun lalu, Leonov yang kini berusia 83 tahun mengulangi versi tersebut. "Saya melihat dokumen penyelidikan belum menegaskan hal ini," kata Leonov kepada kantor berita RIA Novosti.
Leonov yakin komisi investigasi menutupi kebenaran tersbeut untuk melindungi pilot pesawat Sukhoi. Leonov tak mau menyebutkan nama pilot pesawat Sukhoi, tetapi sang pilot digambarkan "cukup terkenal" dan sekarang sudah "tua serta sakit". "Ini bukan lagi rahasia: ini adalah tentang kelalaian dan pelanggaran aturan penerbangan," tegas Leonov.
Namun, hingga dokumen resmi investigasi dipublikasikan, menurut sejarawan Glushko, klaim Leonov itu hanya sebuah "hipotesis". (AFP)