Perang Yaman Masih Lama
Sebagian dari mereka membawa gambar Abdulmalik alHouthi, pemimpin Houthi. Mereka juga membawa poster bertuliskan ”Tiga Tahun Agresi”. Houthi meliburkan sekolah dan kantor-kantor pemerintahan, Senin, untuk memperingati tiga tahun invasi koalisi Arab Saudi.
Koalisi Saudi berulang kali membantah mengagresi Yaman. Koalisi itu menyatakan sedang membantu pemerintahan sah di Yaman pimpinan Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi. Riyadh menuding Houthi memberontak dengan sokongan Iran.
Di front lain, pendukung Hadi berperang melawan Dewan Transisi Selatan. Kelompok sokongan Uni Emirat Arab, salah satu mitra Saudi, ini ingin wilayah selatan Yaman terpisah dari Yaman.
Rudal Houthi ke Saudi
Dalam aksi di Sana’a, para pendukung Houthi semakin bersemangat dengan kabar bahwa Houthi kembali meluncurkan rudal ke Arab Saudi. ”Rudal-rudal itu adalah pesan dari pasukan kami kepada musuh,” kata Kepala Komite Kebudayaan Houthi Ibtisam al-Mutawakel.
”Kami bersyukur dengan sukses kemampuan militer ini,” kata Saleh al-Samad, Ketua Dewan Politik Houthi, di hadapan massa pendukung Houthi di Sana’a. ”Jika mereka ingin perdamaian seperti yang pernah kami sampaikan kepada mereka sebelumnya, hentikan serangan udara kalian dan kami akan menghentikan rudal kami.”
”Jika kalian meneruskan serangan udara, kami berhak mempertahankan diri dengan semua cara yang ada,” lanjut Samad.
Dalam pernyataan resmi Saudi, Houthi disebut menembakkan tujuh rudal ke Saudi, Minggu (25/3) malam. Rudal-rudal itu dinyatakan bisa dicegat di udara. Saudi menyebutkan, tiga rudal diarahkan ke ibu kota Riyadh. Sementara dua lagi menyasar Jazan serta sisanya diarahkan ke Najran dan Khamis Mushait.
Salah satu rudal ke Riyadh meledak dan pecah di udara. Pecahannya jatuh dan menewaskan seorang warga Mesir di Riyadh. Dua orang lainnya di Riyadh juga terluka akibat pecahan rudal itu. Saudi menyebut, kini sudah 90 kali Houthi menyasar Saudi. Semuanya dinyatakan gagal.
Meski Saudi mengklaim bisa mencegat rudal Houthi, sejumlah pihak meragukan keandalan pertahanan udara negara itu. Keraguan itu muncul menyusul beredarnya video yang menampilkan sejumlah keanehan pada rudal Patriot yang ditembakkan Saudi.
Dalam video itu terlihat rudal mendadak berubah arah setelah ditembakkan. Setelah itu rudal jatuh lalu meledak di Riyadh. Rudal lain meledak setelah ditembakkan. ”Sepertinya tak ada satu pun rudal-rudal (yang ditembakkan Houthi) bisa dicegat,” ujar Jeffrey Lewis, pakar rudal dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, AS.
Para analis pertahanan menyebutkan, pertahanan udara Saudi berbasis pada rudal Patriot PAC-2. Rudal itu tidak dirancang untuk mencegat rudal dengan kecepatan rendah dan jangkauan pendek seperti milik Houthi.
(AP/AFP/REUTERS/RAZ)