SYDNEY, SABTU — Setelah Kanada dan Meksiko, kini giliran Australia mendapat pengecualian Amerika Serikat dalam kebijakan tarif impor baja dan aluminium. Kerja sama militer dan perdagangan menjadi alasan pengecualian itu.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengecualian itu melalui Twitter, Sabtu (10/3). Ia sudah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan menyebut pemimpin Australia itu berkomitmen pada kerja sama militer dan perdagangan yang adil serta saling menguntungkan.
”Bekerja sangat cepat pada kesepakatan keamanan sehingga kami tidak perlu menerapkan tarif baja atau aluminium pada sekutu kami, bangsa besar Australia,” ujar Trump.
Saat mengesahkan tarif bea masuk baja dan aluminium impor pada beberapa hari lalu, Trump memang mengindikasikan akan memberi pengecualian. Dispensasi diberikan pada negara yang dianggap sekutu dan berdagang secara adil dengan AS.
Australia membeli hingga 60 persen persenjataan dari AS. Australia juga mengizinkan Marinir AS berpangkalan di Darwin dan saling tukar informasi intelijen dengan AS.
”Hubungan dagang kami adil dan saling menguntungkan. Bahkan, faktanya AS surplus besar dari berdagang dengan Australia,” ujar Turnbull tanpa membeberkan berapa defisit Australia dari hubungan itu.
Hubungan dagang kami adil dan saling menguntungkan. Bahkan, faktanya AS surplus besar dari berdagang dengan Australia.
Pada 2016-2017, Australia mengekspor baja senilai 133,5 juta dollar AS dan aluminium 129,6 juta dollar AS ke AS. Bersama Selandia Baru, Australia dan AS juga bergabung dalam pakta pertahanan Anzus sejak 1952.
Sebelum mendapat pengecualian, Australia secara terbuka menyerang rencana AS mengenakan bea masuk 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Sejumlah pebisnis dan kenalan Trump di Australia menyurati AS sebagai protes atas kebijakan tarif itu.
Eropa
Sementara itu, Eropa tetap belum mendapat kepastian soal pengecualian itu. Bahkan, Trump secara terbuka menyerang Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Uni Eropa. Jerman dituding mencurangi AS karena tidak menanggung beban operasional Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebesar yang ditanggung Washington.
Menteri Perekonomian Jerman Brigitte Zypries mengatakan, perang dagang AS-Eropa masih bisa dihindari. Ia mengingatkan sampai sekarang belum ada hambatan tarif apa pun.
Meskipun siap berdialog, ia menyatakan Jerman siap menggugat AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Jerman juga menyiapkan serangkaian kebijakan balasan.
Ia berharap pula pertemuan AS-Eropa pada akhir pekan ini di Brussels, Belgia, bisa menghasilkan jalan keluar. Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Jepang ini sebenarnya sudah disiapkan jauh-jauh hari. Awalnya pertemuan akan membahas soal kelebihan baja China, produsen separuh baja di bumi. Arah perbincangan berubah gara-gara kebijakan tarif impor Trump.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menuding China menggunakan negara ketiga untuk mengekspor baja ke AS. China mengirim baja ke negara lain terlebih dahulu. Dari sana, baja dikirim ke AS sehingga seolah-olah bukan baja China.