Park Dituntut 30 Tahun
Meski Park menolak untuk datang, pengadilan dapat memaksa Park hadir di sidang putusan, seperti mengeluarkan perintah penahanan. Selain itu, pengadilan juga bisa mengubah jadwal sidang putusan. Namun, para pengamat hukum menyatakan, pengadilan bisa mengeluarkan putusan tanpa kehadiran Park di sidang.
Masa tahanan Park dimulai 31 Maret tahun lalu setelah parlemen memakzulkannya. Proses sidang dimulai sejak Mei dan putusan sidang kemungkinan keluar 6 April mendatang. Jika Park terbukti terlibat skandal suap, ia dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
”Park dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi Park dan Choi, teman dekatnya. Itu melanggar nilai-nilai konstitusi untuk melindungi ekonomi pasar dan kebebasan demokrasi. Ia presiden yang pertama mundur melalui pemakzulan. Ini meninggalkan luka yang tak bisa dihapus di sejarah konstitusi negeri ini,” sebut pernyataan tertulis dari pengadilan.
Tim penuntut pada saat sidang memaparkan, Park bekerja sama dengan teman dekatnya, Choi Soon-sil, mengambil atau mendapat janji-janji uang suap dengan jumlah mencapai sekitar 52 juta dollar AS dari tiga perusahaan besar di Korsel, yakni Samsung, Lotte, dan SK. Imbal baliknya adalah mereka mengharapkan Park dan Choi bisa membuat kebijakan yang sesuai kebutuhan mereka.
Park juga dituntut ”memaksa” 18 perusahaan besar untuk memberi bantuan uang ke dua yayasan yang dikuasai dan dikendalikan Choi. Pengacara Park, Park Seung-gil, memohon kepada sidang untuk mengampuni Park dengan alasan Park sudah berusaha keras semaksimal mungkin memimpin Korsel selama menjadi presiden.
Proses sidang itu diikuti ratusan pendukung Park yang berunjuk rasa di depan pengadilan. Mereka menuntut Park dibebaskan. Partai Kebebasan Korea, partai konservatif dari oposisi yang dahulu dipimpin Park, juga mengecam tuntutan pidana penjara oleh penuntut. Mereka menilai tuntutan itu lebih kejam daripada hukuman mati.
Seung-gil membantah Park telah mengancam perusahaan dan posisi perusahaan itu juga bukan korban yang harus memberi uang karena takut. Ia menilai, kalangan pengusaha pasti akan selalu menjaga hubungan yang baik dengan pemerintah. Hubungan dekat itu juga tidak bisa dikaitkan dengan penyuapan. Hubungan dekat ini dipersoalkan penuntut.
”Park memicu krisis nasional karena membiarkan orang asing mengendalikan negeri ini. Park dan Choi mengambil puluhan juta uang suap, tetapi menyangkal dan malah berusaha mencegah kebenaran terkuak,” kata tim penuntut dalam sidang.
Tidak akan diampuni
Sekitar dua pekan sebelum sidang Park, Choi sudah dipidana 20 tahun penjara karena terbukti menerima uang suap dari sejumlah konglomerat di Korsel, antara lain Samsung dan Lotte. Selain itu, ia juga terbukti mencampuri urusan pemerintah. Pengadilan Distrik Seoul Pusat menjatuhkan putusan itu pada awal bulan ini.
Putusan hukuman pidana penjara Choi itu diduga akan didapat Park juga karena 15 dari 18 tuntutan yang dihadapi Choi persis sama dengan tuntutan yang juga dihadapi Park. Tim penuntut juga menyatakan, Park justru bekerja sama dengan pengusaha, bukan dengan rakyat Korsel. Park menjalin hubungan yang tak sehat antara kekuatan politik dan kekuatan ekonomi. Oleh karena itu, Park dinilai mengganggu dan merusak kepercayaan rakyat terhadap kekuasaan negara.
”Terdakwa telah menghancurkan mimpi dan harapan rakyat. Hukuman yang tegas akan memberi pesan kuat kepada rakyat dan politikus bahwa sejarah yang tragis tidak boleh terulang,” kata penuntut Han Dong-hoon.
Presiden Korsel Moon Jae-in menegaskan, dirinya tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk memaafkan Park.
Selain Choi, sejumlah mantan menteri kabinet, pembantu atau staf presiden, dan pengusaha juga telah dijatuhi hukuman karena terbukti terlibat dalam skandal ini. Direktur Utama Lotte Group Shin Dong-bin dihukum 2,5 tahun penjara karena terbukti memberi uang 6 juta dollar AS untuk yayasan Choi dengan imbalan kebijakan yang berpihak kepada mereka atau pengusaha.
Selain Shin, pewaris Samsung, Lee Jae-yong, juga dijatuhi hukuman 5 tahun penjara pada awal Februari lalu. Ia terbukti memberikan uang suap. Namun, Pengadilan Tinggi Seoul memutuskan menunda hukuman penjara itu. Putusan pengadilan ini mengejutkan rakyat Korsel. Padahal, hukuman Lee sudah berkurang 2,5 tahun dari tuntutan awal pihak penuntut. Hukuman penjara Lee ditunda hingga 4 tahun.
Hukuman penjara menjadi pukulan telak bagi Park yang memenangi pemilihan presiden pada 2012 dengan suara mayoritas hingga jutaan suara. Ia mendapat dukungan luar biasa dari kelompok konservatif yang mendukung ayahnya, diktator antikomunis Park Chung-hee. Park senior dianggap pahlawan karena membuat kebijakan industri yang agresif hingga mampu membangkitkan perekonomian Korsel dari yang sebelumnya hancur akibat perang Korea 1950-1953.
Berkat kebijakan Park senior itu, jutaan rakyat terselamatkan dari jerat kemiskinan. Namun, di sisi lain, kelompok oposisi menganggap Park senior diktator yang kejam karena menyiksa dan membunuh siapa saja yang membangkang ataupun melawan pemerintah. Sikap terhadap pembangkang ini juga diambil Park yunior sehingga ia dianggap setali tiga uang dengan ayahnya.
Park mulai kehilangan dukungan ketika terjadi tragedi kecelakaan feri yang menewaskan lebih dari 300 orang pada 2014. Sebagian besar korban adalah anak sekolah. Skandal suap yang melibatkan Choi itulah yang kemudian menghancurkan Park.
(REUTERS/AFP/AP/LUK)