MANILA, JUMAT — Kelompok Maute yang berafiliasi pada kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah sedang mencari target baru. Mereka diduga akan melakukan serangan seperti pernah dilakukan atas kota Marawi di Mindanao selatan. Beberapa bulan setelah Marawi berhasil direbut kembali, kelompok itu melakukan perlawanan baru dan mematikan.
Komandan satuan tugas khusus perlindungan Marawi, Kolonel Romeo Brawner, Jumat (23/2), mengatakan, kelompok Maute mengerahkan 200 anggota untuk melawan pasukan keamanan pemerintah sejak pemerintah mengambil alih Marawi, Oktober lalu.
Indikasi Maute tengah mencari sasaran baru terlihat dari sejumlah serangan yang kian gencar di sejumlah wilayah. Pejabat militer di Mindanao menyatakan, kelompok Maute, November, membunuh tiga pedagang di Piagapo, dekat Marawi. Militer juga melaporkan terjadi pertempuran di kota Pantar, awal Februari, dan serangan di Pagayawan dan Masiu, Januari.
Pertempuran terjadi setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan para pemimpin politik Mindanao mengingatkan potensi terulangnya pengepungan Marawi. Duterte memberlakukan status darurat militer khusus untuk Mindanao hingga akhir tahun ini untuk menghambat gerak kelompok radikal.
Maute diduga tengah memperkuat pasukan. Namun, saat ini, kemampuan mereka untuk menyerang belum sekuat ketika menduduki Marawi. Meski demikian, kata Brawner, militer Filipina mengantisipasi hal itu dengan menggelar latihan perang kota. ”Kami siap menghadapi pertikaian seperti di Marawi,” ujarnya.
Kelompok Maute diyakini belum meninggalkan tujuan utama mereka, yakni mendirikan pemerintahan atau kekhalifahan Asia Tenggara. Mindanao dinilai menjadi wilayah paling subur sebagai lahan perekrutan anggota baru.
Perekrutan anggota
Untuk menjaga agar generasi muda tidak tertarik bergabung dengan kelompok Maute, pengawasan terhadap sekolah keagamaan atau madrasah terus ditingkatkan. Sekolah itu kerap diincar sebagai tempat mencari anggota baru. Anggota Maute yang sempat melarikan diri saat operasi perebutan kembali Marawi kini dilaporkan memimpin perekrutan. Caranya dengan memberikan janji atau iming-iming uang, senjata, dan perhiasan yang dijarah dari bank dan rumah penduduk.
Anggota-anggota baru yang direkrut sebagian besar warga lokal. Mereka memiliki keterampilan merakit bom. Mereka dilaporkan sudah tiba di Marawi.
Murad Ebrahim, Ketua Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang menandatangani kesepakatan damai di Manila pada 2014, juga mengingatkan, kelompok Maute saat ini sedang merekrut anggota-anggota baru dan bukan tidak mungkin akan kembali merebut kota yang lain.
MILF juga sedang gencar masuk ke madrasah agar anak-anak di sana tidak terpengaruh Maute. Selain madrasah, MILF juga masuk ke kampus-kampus sekuler. Di saat bersamaan, anggota NIIS yang kabur dari Timur Tengah mencoba masuk ke Filipina selatan melalui wilayah Malaysia dan Indonesia. (AFP/LUK)