Kasus Galaxy Note 8 Memicu Ketegangan Seoul-Teheran
Oleh
·4 menit baca
Dalam ajang internasional yang berlangsung di tengah konstelasi politik dunia yang sedang memanas, seperti Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang saat ini, persoalan ”hadiah” bisa menimbulkan masalah serius. Itulah yang terjadi pada kasus hadiah telepon pintar Samsung Galaxy Note 8 bagi para atlet asal Korea Utara dan Iran.
Salah satu satu sponsor utama Olimpiade Pyongcheang adalah Samsung, perusahaan raksasa Korea Selatan. Jauh hari sebelum Olimpiade dibuka, Komite Olimpiade Internasional (IOC) diberitakan akan membagikan sekitar 4.000 ponsel Samsung Galaxy Note 8 kepada semua atlet yang tampil dan ofisialnya. Ponsel tersebut dibagikan karena dilengkapi dengan informasi logistik dan pertandingan. Dengan gawai itu, para atlet dan ofisial tim bisa mengakses informasi Olimpiade dengan mudah.
Namun, IOC menyatakan, atlet Korut dan Iran tidak akan diberi hadiah itu dengan alasan negara mereka sedang dijatuhi sanksi PBB. Belakangan, IOC mengatakan bahwa mereka akan diberikan ponsel selama Olimpiade berlangsung, tetapi perwakilan kedua negara akan diminta mengembalikan ponsel-ponsel tersebut setelah Olimpiade berakhir. Tidak jelas bagaimana IOC bisa memastikan bahwa permintaan IOC itu akan dipenuhi oleh delegasi Korut dan Iran.
Urusan dengan Korut tidak terlalu pelik. Sebab, seperti dilansir kantor berita Yonhap, kontingen Korut telah memutuskan menolak pemberian ponsel tersebut. Tidak ada alasan yang diberikan. Pada Olimpiade ini, Pyongyang telah mengirim 22 atlet.
Kemarahan Iran
Namun, tidak demikian halnya dengan Iran yang mengirim empat atletnya. Adanya perintah untuk mengembalikan ponsel setelah Olimpiade berakhir membuat marah tim Iran. Teheran menuding produsen ponsel tersebut bertanggung jawab atas situasi di Olimpiade itu.
Kementerian Luar Negeri Iran pun memanggil Duta Besar Korsel untuk Iran Kim Seung-ho guna mengajukan ”protes keras” atas apa yang disebutnya sebagai ”tindakan tidak jujur ??Samsung yang bertentangan dengan semangat Olimpiade”.
Sebagian besar sanksi internasional pada Iran telah dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir tahun 2015 meski tetap masih ada pembatasan transfer senjata dan teknologi.
Saat dipanggil di Teheran, Duta Besar Korsel diperingatkan bahwa ”jika Samsung tidak memberikan alasan, kasus ini akan memiliki dampak kuat pada hubungan komersial antara Grup Samsung dan Republik Islam Iran”.
Seorang juru bicara Samsung menyatakan bahwa perusahaan raksasa elektronik itu tidak ada hubungannya dengan kebijakan distribusi ponsel kepada atlet Olimpiade dan semua kebijakan diputuskan oleh IOC.
Samsung, salah satu produsen ponsel terbesar di dunia, merupakan bagian penting ekonomi Korsel. Omzet Samsung setara dengan seperlima dari produk domestik bruto (PDB) nasional Korsel.
”Atlet kami menolak untuk menerima ponsel tersebut dan menyerahkan surat protes kepada Komite Olimpiade dan sedang menunggu tanggapan resmi dan tertulis,” kata Hassan Taherian, Duta Besar Iran untuk Korsel kepada kantor berita resmi Iran, IRNA.
Baliho dan toko Samsung terlihat di seluruh Iran. Perusahaan Korsel itu telah mensponsori banyak acara budaya berskala besar di Iran, termasuk pameran yang saat ini berlangsung di Museum Seni Kontemporer di Teheran.
IRNA melaporkan, Menteri Telekomunikasi Iran Mohammad-Javad Azari Jahromi sedang menyelidiki masalah ini dan mempertimbangkan apakah ia akan memblokir impor ponsel Samsung.
Shahrokh Shahnazi, Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Nasional Iran, mengatakan, ”Perusahaan Samsung dan siapa pun yang terlibat dalam penghinaan atlet Iran yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang harus meminta maaf kepada tim Iran dan Republik Islam Iran tidak akan berkompromi mengenai masalah ini”.
IRNA melaporkan, Kamis, sebuah sumber informasi mengatakan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan berhenti menggunakan ponsel Samsung jika produsen Samsung tidak meminta maaf. Meski kabar itu belum bisa dikonfirmasi, laporan tersebut tampaknya memantik penggunaan tagar ”No to Samsung” di Twitter.
”Jika saya adalah orang terkenal, sebagai tanggapan atas penghinaan besar Samsung, saya akan melemparkan ponsel Samsung saya di depan kamera dan akan meminta orang-orang terkenal lainnya untuk bergabung dengan saya,” tulis seorang pengguna Twitter.
Pengguna Twitter lain memberikan respons lebih ringan dengan mengatakan, dia telah membanting pintu kulkas Samsung dengan sangat keras setelah mendengar kabar itu.
Terhadap kontingen Iran, IOC pun melunak. Dalam pernyataan, Kamis malam, IOC akhirnya memperbolehkan atlet Iran untuk tetap memiliki ponsel yang dibagikan tersebut. Panitia penyelenggara Olimpiade meminta maaf atas ”kesalahpahaman” kepada kontingan Iran.
Ponsel Galaxy Note 8 yang menjadi pangkal persoalan tersebut saat ini dijual sekitar 1.100 dollar AS atau Rp 15 juta. (AP/AFP/LOK)