SEOUL, RABUKim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, akan menghadiri acara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Dia datang bersama beberapa pejabat penting Korut sehingga makin memperkuat delegasi terbesar sepanjang sejarah yang pergi ke Korea Selatan.
Kementerian Unifikasi Korsel, di Seoul, Rabu (7/2), mengatakan, Kim Yo Jong akan ditemani kepala negara seremonial Kim Yong Nam, ketua pengarah olahraga nasional Choe Hwi, dan Ri Son Gwon yang merupakan ketua perundingan dengan Korsel. Informasi rencana kedatangan Kim Yo Jong mendapat sorotan media mengingat arti penting kehadiran orang kepercayaan Kim Jong Un ini. Dia merupakan orang pertama dari keluarga penguasa Korut yang mengunjungi Korsel sejak Perang Korea 1950-1953.
Para pengamat menilai, keikutsertaan Kim Yo Jong memperlihatkan ambisi Korut untuk menggunakan Olimpiade sebagai jalan menembus isolasi diplomatik. Ajang olahraga ini bisa menjadi jembatan untuk melakukan pendekatan dengan Amerika Serikat. Dengan mengirim perempuan muda yang menarik, diyakini dunia internasional akan memberi perhatian.
Kim Yo Jong (28) merupakan adik satu ibu dari Kim Jong Un. Dia disebut-sebut sebagai orang kepercayaan pemimpin Korut dan kini merupakan pejabat penting di Partai Pekerja. Pejabat Kementerian Unifikasi mengatakan, belum mengetahui agenda pasti yang akan dilakukan adik Kim Jong Un tersebut selain menghadiri acara pembukaan.
Bagaimanapun kedatangan tokoh-tokoh penting Korut dapat memicu persoalan antara Seoul dan Washington. Tahun lalu, Kim Yo Jong masuk dalam daftar hitam Departemen Keuangan AS terkait pelanggaran hak asasi dan sensor. Adapun Choe Hwi dikenai larangan bepergian oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Olimpiade kali ini, Korut mengirim delegasi besar. Jumlahnya sekitar 280 orang, termasuk 229 perempuan muda yang merupakan pemandu sorak, 29 atlet taekwondo, dan 21 wartawan. Mereka tiba pada Rabu dan kini menginap di hotel sekitar Pyeongchang. Sehari sebelumnya, 140 anggota orkestra berikut penyanyi tiba. Orkestra dijadwalkan tampil Kamis atau sehari sebelum pembukaan Olimpiade, Jumat (9/2).
Kedatangan kelompok pemandu sorak menarik perhatian publik. Jumlah mereka tercatat sebagai yang terbanyak selama 13 tahun terakhir. Korut sebelumnya mengirim kelompok serupa pada sejumlah kegiatan olahraga di Korsel.
Untuk membawa delegasinya, Korut menggunakan feri besar. Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, Seoul menerima permintaan dari Korut untuk menyediakan bahan bakar feri saat mereka pulang nanti. ”Kami sekarang akan meninjau (permintaan tersebut),” kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Baik Tae-hyun, di Seoul.
Mengenai hal itu, Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga meminta Korsel tidak menyerah dengan tekanan yang dilakukan Korut. ”Kita jangan dibohongi dengan diplomasi senyum Korut,” katanya dalam jumpa pers di Tokyo.
Permintaan bahan bakar ini bukan hal mudah yang bisa segera dipenuhi. Minyak merupakan masalah sensitif jika diberikan kepada Korut.
AS telah meminta penghentian pasokan energi ke Korut sebagai sanksi atas pelanggaran program-program rudal dan nuklirnya. Pada Desember lalu, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru berupa larangan 90 persen penjualan minyak bumi ke Korut dan membatasinya hanya 500.000 barrel per tahun. Selama ini Korut mengandalkan pasokan dari China dan Rusia.
Ancaman AS
Wakil Presiden AS Mike Pence, yang sedang berada di Jepang, Rabu, mengatakan, Washington segera mengumumkan sanksi ekonomi paling keras dan paling agresif. Pence mengingatkan rezim Korut tidak ”membajak” Olimpiade. Ia tak merinci lebih lanjut sanksi yang dimaksud.
Pence mengatakan, Washington akan melakukan kampanye intensif untuk menekan Korut sekeras-kerasnya. Dalam kunjungan tiga hari di Jepang, Pence kembali menegaskan dukungannya kepada Jepang terhadap tekanan Pyongyang.
Pence dijadwalkan akan datang ke Seoul, Kamis ini. Dia dijadwalkan menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin. Orangtua Otto Warmbier—pemuda AS yang dipenjara di Korut lalu sakit dan meninggal—ikut bersama Pence.
Sebaliknya, Paus Fransiskus, Rabu (7/2), di Vatikan, mengapresiasi parade bersama yang akan dilakukan oleh kontingen Korsel dan Korut pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin. ”Ini memberi kita harapan akan dunia yang lebih baik, yakni konflik diselesaikan melalui dialog dan saling menghormati sebagaimana olahraga juga mengajar kita,” kata Paus.
Menurut dia, kebersamaan yang digalang oleh kontingen kedua negara dalam Olimpiade itu menjadi peristiwa penting.