WASHINGTON, senin Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengingatkan semakin meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara pada AS. Ia juga menyebut China dan Rusia mengancam kepentingan AS dalam banyak bidang, terutama bidang ekonomi.
Hal itu dinyatakan Trump saat menyampaikan pidato kenegaraan di Kongres, Senin (29/1) malam atau Selasa pagi WIB. ”Ambisi Korut yang ceroboh untuk mewujudkan rudal nuklir dalam waktu dekat bisa mengancam negara kita,” kata Trump. ”Kami melakukan upaya tekanan maksimal untuk mencegah hal itu tidak akan pernah terjadi.”
”Kita hanya cukup melihat buruknya karakter rezim Korea Utara untuk memahami sifat ancaman nuklir yang bisa dialami Amerika dan para mitra kami,” kata Trump. Trump tak menawarkan resep baru atau langkah spesifik menangani isu Korut.
Dia menyebut pula China dan Rusia sebagai negara besar yang menantang kepentingan, ekonomi, dan nilai-nilai AS. Tak ketinggalan, dia juga banyak mengkritik Iran sebagai negara diktator yang korup.
”Amerika akan bersanding bersama rakyat Iran dengan keberanian mereka memperjuangkan kebebasan,” kata Trump yang mendukung aksi protes rakyat Iran beberapa waktu lalu.
Menanggapi pidato itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyatakan, AS seharusnya menanggalkan mental Perang Dingin. Akan tetapi, menurut sebagian analis Korsel, pernyataan tajam Trump terkait Korut mencerminkan kepercayaan diri bahwa langkahnya menjatuhkan tekanan dan sanksi kepada Korsel sedang berjalan.
Ajakan bersatu
Dalam pidatonya, Trump yang baru pertama kali menyampaikan pidato kenegaraan juga menyerukan rakyat AS untuk bersatu sebagai ”sebuah keluarga Amerika”. ”Malam ini saya mengajak kita semua mengesampingkan perbedaan-perbedaan, mengupayakan kesamaan, dan mengajak bersatu. Kita perlu memberi waktu bagi orang yang terpilih untuk melayani,” ujar Trump kepada rakyat AS.
Diperkirakan, sekitar 40 juta rakyat menyaksikan dan mendengarkan pidato Trump. Sejak kampanye sampai sudah lebih dari setahun pemerintahan Trump, isu perpecahan di antara warga masih belum reda. ”Malam ini saya ingin bicara tentang bagaimana masa depan kita, bangsa seperti apa yang kita inginkan. Kita semua bersatu sebagai satu tim, satu bangsa, dan satu keluarga Amerika,” kata Trump.
Dalam pidato selama 80 menit, porsi terlama dia habiskan membicarakan soal keimigrasian. Dia menyatakan akan membuka tangan selebar-lebarnya untuk bekerja sama dengan kedua kubu di Kongres guna mencapai kesepakatan yang komprehensif.
Kendati demikian, dia mendesak agar kesepakatan juga meliputi pembangunan keamanan di perbatasan senilai 1,5 triliun dollar AS dan perubahan program pembatasan atau pengetatan imigran.
Sepasang suami-istri yang anak-anak perempuannya menjadi korban kekerasan geng El Salvador dihadirkan mendengar pidato Trump. Mereka duduk sederet dengan Ibu Negara Melania yang mengajak korban-korban kekerasan lain. Kubu Demokrat melakukan hal sama dengan membawa 20 imigran muda yang disebut generasi ”pemimpi”.
Pada bagian lain pidatonya, Trump mengklaim sejumlah keberhasilan di bidang ekonomi selama setahun belakangan. Pasar saham, misalnya, mencapai rekor dengan meraih delapan triliun dollar AS. Dia mengklaim berhasil menciptakan perdagangan yang adil buat AS.
”Amerika akhirnya bisa membuka lembaran baru dari kesepakatan perdagangan yang tidak adil yang mengorbankan kemakmuran kita, menghabisi perusahaan-perusahaan kita, pekerjaan kita, dan kemakmuran kita,” ucap Trump.
Buka Guantanamo
Sesaat sebelum menyampaikan pidatonya, Presiden Donald Trump menandatangani perintah untuk tetap membuka penjara militer Guantanamo. Dia mengatakan, AS tetap mempertahankan penjara bagi para teroris demi menjaga keamanan.
”Teroris yang menaruh bom di rumah sakit sipil adalah setan,” kata Trump. ”Jika memungkinkan, kita tidak mempunyai pilihan selain membinasakan mereka. Kalau perlu, kita harus bisa menahan dan memeriksa mereka. Namun harus jelas, teroris bukan semata-mata kriminal. Mereka musuh pejuang yang tidak resmi,” kata Trump lagi.