WASHINGTON, SENIN Kementerian Keuangan AS, Senin (29/1) malam, mengeluarkan daftar nama 114 politisi dan 96 pengusaha besar yang merupakan orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pernyataannya, Kementerian Keuangan mengungkapkan, daftar disusun berdasarkan jumlah kekayaan dan ”kedekatan orangorang itu dengan rezim Rusia”. Secara ringkas, deretan namanama orang kuat itu diberi nama ”Daftar Putin”.
Daftar nama ini merupakan bagian dari sanksi yang diterapkan AS terhadap Rusia atas campur tangan Moskwa dalam Pilpres 2016 dan konflik di Ukraina. Undang-undang mengenai sanksi atas Rusia menetapkan Pemerintah AS harus mengeluarkan daftar nama paling lambat pada Senin malam guna melengkapi legislasi itu.
Namun, nama-nama ini tidak berarti mereka dikenai sanksi. Orang-orang ini dinilai memanfaatkan keuntungan berkat kedekatan mereka dengan Putin. Pada masa mendatang, mereka dinilai berpotensi untuk dikenai sanksi.
Daftar itu antara lain menyebut nama Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, PM Dmitry Medvedev, dan sejumlah petinggi badan intelijen Rusia. Untuk kategori pengusaha, kekayaan mereka masing-masing di atas 1 miliar dollar AS. Tercatat di antaranya, German Gref (CEO Sberbank) dan Andrey Kostin (CEO bank VTB). Sberbank dan VTB merupakan bank pemerintah pemberi kredit terbesar.
Ada juga nama Alexei Miller, CEO perusahaan gas monopoli Gazprom, dan Leonid Mikhelson, salah seorang pemilik perusahaan gas swasta Novatek. Nama lain yang masuk adalah Alisher Usmanov yang memiliki sebagian klub sepak bola Arsenal dan Eugene Kaspersky, CEO perusahaan keamanan siber.
Menanggapi hal itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, laporan tentang orang-orang yang dekat dengan Kremlin bisa merusak citra perusahaan dan pejabat Rusia. Menurut dia, semua yang dimasukkan (dalam daftar) secara de facto sudah dicap sebagai musuh AS.
”Publikasi daftar secara luas tentang apa pun dan siapa pun bisa berpotensi merusak citra serta reputasi perusahaan, pebisnis kami, politisi kami, dan pemimpin kami,” tutur Peskov, Selasa.
Anggota parlemen, Konstantin Kosachev, menyebut daftar yang dirilis oleh pemerintahan Donald Trump sebagai ”paranoid politik yang sangat sulit untuk disembuhkan”.
Ia mengkritik Pemerintah AS karena telah mengancam hubungan AS-Rusia. ”Konsekuensinya akan meracuni dan merusak prospek kerja sama pada tahun-tahun mendatang,” kata Kosachev.
Putin, kemarin, juga mengecam daftar yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan AS. Menurut dia, daftar
nama itu merupakan ”langkah bermusuhan”. Namun, ia menyatakan, Moskwa tak ingin membuat situasi semakin memburuk.
Sebaliknya, pemimpin oposisi Alexei Navalny memuji Pemerintah AS yang telah mengeluarkan daftar itu. Menurut dia, daftar ini sebagai ”daftar yang baik”.
Hambat penjualan
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS menyatakan, pemerintah tak akan menghukum orang ataupun perusahaan AS yang berhubungan dengan dinas-dinas pertahanan dan intelijen Rusia. Menurut Kemlu, sanksi itu tak diperlukan mengingat negara-negara di seluruh dunia tidak lagi menjalin kontrak dengan perusahaan-perusahaan senjata Rusia karena takut terhadap ancaman AS yang bisa menerapkan sanksi kedua.
Kemlu AS yakin sanksi yang dikeluarkan pada Agustus tahun lalu telah menghambat penjualan pertahanan Rusia
Juru bicara Kemlu As, Heather Nauert, memperkirakan, sejumlah negara kini menghentikan rencana pembelian dari Rusia bernilai miliaran dollar AS. (AFP/AP/REUTERS/RET)