Sisi menjabat Presiden Mesir setelah menggulingkan presiden terpilih secara demokratis dari Ikhwanul Muslimin (IM), Muhammad Mursi, pada 3 Juli 2013. Sisi, yang saat itu menjabat menteri pertahanan, secara resmi menjabat Presiden Mesir melalui pemilu presiden pada 2014.
Pada periode pertama sebagai presiden (2014-2018), Sisi melancarkan perang melawan kelompok radikal dan jaringan oposisi politik terhadap kekuasaannya, khususnya jaringan IM. IM dikenal sebagai musuh bebuyutan Sisi.
Pemerintahan Sisi selama ini tidak memberi ruang sekecil apa pun terhadap gerak manuver oposisi, baik dari kubu Islamis maupun liberal. Hal itu yang membuat Sisi cukup berhasil meredam kekuatan kubu oposisi saat ini, khususnya dari kalangan Islamis.
Dengan kebijakan keras pemerintahannya, Sisi juga memberangus semua calon pesaingnya pada pemilu presiden mendatang, dengan dalih menciptakan stabilitas negara.
Otoritas Mesir telah menahan tiga capres dari militer, yaitu Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Letnan Jenderal (Purn) Sami Anan, mantan Perdana Menteri Mesir pada akhir era Presiden Hosni Mubarak yang juga mantan Kepala Staf AU Letnan Jenderal (Purn) Ahmad Safiq, dan Kolonel Ahmed Konsowa.
Dua capres dari sipil pun memutuskan mundur dari bursa capres, yaitu Mohammed Anwar Sadat yang menjabat Ketua Partai Pembaruan dan Pembangunan serta penggiat HAM, Khaled Ali. Ali adalah sosok terakhir yang semula diperkirakan sebagian kalangan bakal menjadi pesaing Sisi.
Sabtu lalu, bos klub sepak bola Zamalek, Mortada Mansour, melalui Facebook juga mengumumkan batal mencalonkan diri. Padahal, sebelumnya, ia pernah menyatakan ingin maju dalam bursa capres. Hal yang sama dilakukan Ketua Partai El-Wafd. Ia bukan hanya mundur pada Sabtu lalu, tetapi juga menyatakan dukungan kepada Sisi.
Otoritas Pemilihan Umum Nasional Mesir pada 8 Januari lalu mengumumkan, batas akhir pendaftaran para bakal capres adalah 29 Januari atau hari Senin ini. Menurut undang-undang di Mesir, para bakal capres harus mengantongi dukungan sedikitnya 20 anggota parlemen atau sedikitnya 25.000 pemilih terdaftar, dengan minimal 1.000 tanda tangan pemilih pada masing-masing dari sedikitnya 15 provinsi.
Sejumlah nama mewarnai pembicaraan soal bursa capres Mesir. Namun, sejak Desember lalu, satu per satu nama bakal capres itu rontok. (AFP/SAM)