DUBAI, SABTU — Pemerintah Arab Saudi telah meletakkan landasan untuk perubahan penting pada 2018. Negara ini ingin mengubah citranya yang konservatif melalui sejumlah langkah reformasi. Salah satunya, dengan mengizinkan perempuan Arab Saudi mengemudikan truk, mobil, dan sepeda motor.
”Ya, kami akan mengizinkan perempuan untuk mengendarai sepeda motor dan mengemudikan truk. Aturan bagi laki-laki dan perempuan akan setara,” demikian pernyataan Dirjen Lalu Lintas Arab Saudi, seperti dikutip kantor berita Arab Saudi, SPA, Sabtu (30/12).
Ketentuan baru ini muncul tiga bulan setelah Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mencabut larangan bagi perempuan menyetir mobil, September lalu. Saat itu, Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia yang menerapkan larangan tersebut.
Ini merupakan perubahan signifikan bagi kebebasan perempuan di Arab Saudi yang selama ini menggantungkan mobilitas mereka pada pria untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mengantar anak-anak ke sekolah, berbelanja, atau sekadar mengunjungi teman.
Keputusan itu disambut dengan sukacita oleh para perempuan di dalam dan luar Arab Saudi yang selama puluhan tahun memperjuangkan hak tersebut. Bahkan, sejumlah aktivis perempuan dipenjara karena menentang larangan itu.
Kaum perempuan Arab Saudi pada 2018 juga akan diizinkan untuk menonton pertandingan olahraga di stadion-stadion nasional di Riyadh, Jeddah, dan Dammam. Bagi mereka, akan disediakan tribune khusus untuk keluarga dan terpisah dari tribune penonton laki-laki.
Bagi mereka, akan disediakan tribune khusus untuk keluarga dan terpisah dari tribune penonton laki-laki.
Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman telah melakukan uji coba dengan mengizinkan perempuan dan keluarganya berada di stadion olahraga Riyadh untuk menyaksikan perayaan Hari Nasional.
Para pengamat menilai, Pangeran Mohammed kini berupaya mendengarkan tuntutan generasi muda Arab Saudi yang haus akan perubahan.
Visa turis
Pada 2018, Kerajaan Arab Saudi untuk pertama kalinya akan mengeluarkan visa turis. Arab Saudi juga mengumumkan rencana pembangunan wilayah semiotonom di dekat Laut Merah, di mana aturan berpakaian yang ketat tidak akan diterapkan.
Sehari sebelum melakukan penangkapan besar-besaran terhadap keluarga kerajaan atas tuduhan korupsi, Pangeran Mohammed mengatakan keinginannya agar Arab Saudi kembali ke jalur ”Islam moderat” yang terbuka bagi seluruh agama.
Ia juga mengumumkan rencana pembangunan proyek ”Neom”, yang bernilai 500 miliar dollar AS, sebagai pusat inovasi teknologi. Kota futuristik ini akan dibiayai oleh dana kerajaan dan investor swasta ataupun internasional.
Kebijakan lain yang juga disambut sukacita oleh warga Arab Saudi adalah kembali dibukanya gedung-gedung bioskop. Gedung- gedung bioskop ditutup pada era 1980-an karena para ulama Arab Saudi yang ultrakonservatif saat itu menilai film-film Barat dan Arab sekalipun tak patut ditonton.
Bioskop pertama kemungkinan akan dibuka Maret 2018. Sebelumnya, untuk bisa menonton bioskop, warga Saudi harus pergi ke negara-negara tetangga, Bahrain atau Uni Emirat Arab.
Selain bioskop, Arab Saudi juga sudah mulai membuka pintu bagi dunia hiburan. Pada 2017, rapper Nelly dan dua aktor film serial Game of Thrones tampil di Arab Saudi. Ribuan penggemar berkumpul dengan mengenakan kostum tokoh favorit mereka pada acara jumpa penggemar yang digelar beberapa waktu lalu.
Aktor Julian Glover dan Charles Dance, yang memerankan sosok Grand Maester Pycelle dan Twwin Lannister dalam serial Game of Thrones tampil dalam acara itu dengan diringi dentaman musik rock. (AP/AFP/MYR)