Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan, struktur pasukan untuk pangkalan angkatan laut di Tartus dan pangkalan angkatan udara di Hmeimim sudah disetujui Presiden Rusia Vladimir Putin. ”Kami memulai kehadiran permanen di sana,” ujarnya di Moskwa, Rusia, Selasa (26/12).
Tartus dan Hmeimim terletak di pesisir barat Suriah atau di tepi Laut Tengah. Pangkalan Tartus digunakan angkatan laut (AL) sejak era Uni Soviet. Rusia akan mengembangkan pangkalan Tartus untuk menjadi basis permanen 11 kapal perang mereka, termasuk kapal bertenaga nuklir.
Pangkalan Tartus adalah satu-satunya basis pangkalan AL Rusia di kawasan Mediterania. Kantor berita RIA melaporkan, kesepakatan antara Rusia dan Suriah terkait penggunaan pangkalan Tartus itu berlaku selama 49 tahun dan bisa diperpanjang.
Adapun Hmeimim digunakan Rusia untuk melancarkan serangan udara ke berbagai posisi pemberontak dan oposisi Suriah, beberapa tahun terakhir. Sesuai kesepakatan, penggunaan pangkalan udara itu oleh Rusia untuk jangka waktu tak terbatas.
Sementara itu, Iran hadir di Suriah lewat sejumlah kelompok milisi sokongannya. Dalam berbagai kesempatan, sejumlah perwira Iran terlihat di garis depan Suriah. Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang memimpin Pasukan Al-Quds, divisi pada Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi luar negeri, berkali-kali berada di Suriah.
Sumber-sumber intelijen Barat menyebut milisi sokongan Iran paling berperan dalam pengambilalihan kota Beit Jin, barat daya Damaskus. Gabungan pasukan Suriah, milisi Syiah, dan Druze merangsek ke sisi timur dan selatan Beit Jin, Senin lalu.
Selama ini, kota Beit Jin dikuasai pasukan oposisi yang menempatkan artileri berat. Kota itu adalah pertahanan terakhir oposisi di barat daya Damaskus.
Pasukan Suriah dan milisi-milisi yang didukung Iran sudah bertahun-tahun mengepung Beit Jin dan kota-kota di sekitarnya. Selain dikepung di darat, wilayah barat Damaskus juga dibombardir serangan udara Rusia.
Khusus untuk Beit Jin, serangan diintensifkan selama dua bulan terakhir. Senin lalu, pasukan Suriah menyatakan sudah mengisolasi pasukan oposisi.
Pasukan Suriah dan pendukungnya juga mengumumkan kemenangan di sejumlah provinsi dan kota lain. Mereka merebut kembali Aleppo, Hama, dan seluruh Damaskus dari oposisi pada akhir 2016 hingga pertengahan 2017. Dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), pasukan Suriah merebut kembali Palmyra dan sampai di Albu Kamal, perbatasan Irak-Suriah.
”Milisi dukungan Iran sedang mencoba menguatkan pengaruh mereka dari barat daya Damaskus sampai ke perbatasan Israel,” kata Suhaib al-Ruhail, petinggi kelompok oposisi Liwa al-Furqan, yang beroperasi di Beit Jin dan kota-kota sekitarnya.
Mencemaskan Israel
Dengan kemenangan di Beit Jin, Iran mempunyai milisi binaan di sisi utara perbatasan Israel. Di Lebanon, yang terletak persis di utara Israel, Iran mempunyai Hezbollah, salah satu kelompok bersenjata terkuat.
Di Dataran Tinggi Golan, Iran mempunyai sejumlah kelompok milisi yang selama ini membantu Pemerintah Suriah. Mereka tersebar dari Beit Jin hingga Deraa di dekat perbatasan Suriah dengan Lebanon dan Israel.
Penguatan itu mencemaskan Israel dan memancing mereka membombardir sejumlah lokasi di Suriah. Semua target dinyatakan sebagai basis milisi dukungan Iran. Bahkan, serangan udara Israel sampai ke Damaskus. Israel juga melobi AS dan Rusia untuk membendung pergerakan Hezbollah di sekitar Golan.