JAKARTA, KOMPAS - Rektor Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta periode 1998-2006 Azyumardi Azra dianugerahi Bintang Jasa Jepang The Order of Rising Sun, Gold and Silver Star oleh Pemerintah Jepang. Ia dinilai telah berjasa dan memberikan kontribusi besar mendorong persahabatan dan pemahaman di antara kedua negara.
Penyerahan Bintang Jasa oleh Kaisar Jepang Akihito telah dilakukan di Istana Kekaisaran Jepang pada 7 November 2017. Sementara resepsi digelar di kediaman Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii di Jakarta, Kamis (23/11) malam.
Azyumardi Azra adalah salah satu tokoh Islam moderat yang mewakili wajah Islam Indonesia. Setelah usai menjabat sebagai Rektor UIN, Azyumardi kemudian menjadi Guru Besar Pascasarjana UIN pada 2007-2012.
Azyumardi dinilai telah memberi kontribusi besar dalam meningkatkan hubungan kedua negara melalui bidang penelitian regional Indonesia tentang Islam serta melalui pertukaran akademik.
"Dalam hubungan bilateral dengan Jepang, beliau membantu penelitian dan pertukaran akademik Indonesia-Jepang," kata Masafumi Ishii.
Azyumardi Azra mengucapkan terima kasih kepada Kaisar Akihito dan Perdana Menteri Shinzo Abe atas penganugerahan Bintang Jasa Jepang tersebut.
"Saya diberi penghargaan ini karena mengambil inisiatif pengiriman kiai-kiai muda pesantren ke Jepang untuk membuka wawasan anak muda Muslim supaya horizonnya menjadi lebih luas, " kata Azyumardi.
Menurut Masafumi Ishii, ada 158 kiai muda pesantren yang dikirim ke Jepang sejak program dimulai pada 2004. Program ini memberi kontribusi besar, memberikan pemahaman tentang Islam di Indonesia kepada masyarakat Jepang, dan mendorong upaya saling memahami.
Terkait Japan-Indonesia Friendship Memorial Project, mantan Rektor UIN Syarief Hidayatullah periode 2006-2014 Komaruddin Hidayat mengatakan, Azyumardi ikut meletakkan fondasi kerja sama dengan Jepang. Salah satu wujudnya adalah dibangunnya fakultas kedokteran dan kesehatan di UIN Syarief Hidayatullah oleh Jepang. Fakultas tersebut memiliki laboratorium dengan standar Jepang dan merupakan laboratorium terbaik di Indonesia.
"Selain itu, kerja sama pengiriman kiai-kiai muda ke Jepang juga menarik dan mengesankan mereka. Karena di Jepang justru kiai-kiai itu menemukan nilai-nilai Islam, seperti kerja keras, kejujuran, kebersihan, disiplin, budaya antre, menghargai mereka yang difabel dengan mempermudah akses ke toilet, jalan raya. Di Jepang nilai-nilai itu dipraktikkan," kata Komaruddin Hidayat menambahkan.
Selain program-program yang telah disebutkan, ada sejumlah kerja sama lain yang terus dilakukan. Menurut Komaruddin, kerja sama itu antara lain penelitian bersama isu-isu radikalisme serta perkembangan demokrasi di Asia dan Indonesia.
"Jepang menanamkan modalnya di Indonesia dan perlu jaminan keamanan, jadi Jepang punya kepentingan agar Indonesia aman," kata Komaruddin.
Terkait pembangunan fasilitas kesehatan itu, Azyumardi Azra mengapresiasi Pemerintah Jepang. Ia melihat keterlibatan itu menunjukkan kesungguhan Pemerintah Jepang.
"Mudah-mudahan hubungan Indonesia-Jepang semakin erat di masa depan. Banyak negara memberi janji, tetapi hanya Jepang yang merealisasi janji, termasuk pembangunan fakultas kedokteran dan kesehatan di UIN," kata Azyumardi Azra.