SEOUL, MINGGU — Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Seoul, Minggu (22/10), menegaskan pemerintahannya akan melanjutkan program untuk mengurangi ketergantungan pada listrik dari tenaga nuklir. Program ini tetap dilanjutkan meskipun jajak pendapat memperlihatkan publik mendukung kelanjutan pembangunan dua reaktor nuklir yang terhenti.
"Kami akan sepenuhnya menghentikan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir baru seperti yang diputuskan pemerintahan sebelumnya," kata Moon dalam pernyataan dari kantor presiden.
"Pemerintah juga akan meningkatkan penggunaan gas alam dan energi terbarukan untuk mendukung penghapusan bertahap listrik dari tenaga nuklir," ujarnya.
Pada Jumat, sebuah komisi negara memutuskan melanjutkan pembangunan dua reaktor nuklir setelah debat panas berbulan-bulan untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir. Berdasarkan survei terhadap 471 warga yang terpilih di seluruh negeri, komisi ini merekomendasikan penyelesaian konstruksi reaktor nuklir Shin Kori-5 dan Shin Kori-6 di Ulsan yang pembangunannya berhenti, Juli lalu.
"Kami merekomendasikan pembangunan dua reaktor itu diteruskan," kata Ketua Komisi Kim Ji-hyung. Pembangunan terhenti dalam kondisi terbangun 30 persen muncul kontroversi untuk beralih ke energi nuklir karena faktor keamanan.
Pemerintah sebelumnya berjanji mengikuti rekomendasi para juri yang ditunjuk untuk memutuskan kasus tersebut. Penghentian proyek ini adalah salah satu janji kampanye Moon sebelum terpilih sebagai presiden, Mei lalu.
Menanggapi keputusan komisi itu, Moon meminta pendukungnya menghormati keputusan komisi dengan respons yang bijak dan cerdas. Jika pembangunan jadi diteruskan, akan bertentangan dengan program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir.
Korea Hydro & Nuclear Power, pengelola reaktor nuklir milik pemerintah, mengatakan, kedua reaktor dijadwalkan selesai dibangun Oktober 2021 dan Oktober 2022. Terkait hal ini, Moon meminta standar keamanan PLTN harus ditingkatkan.
Selain itu, Moon juga mengulangi tekadnya menghentikan operasi reaktor nuklir Wolsong-1, reaktor nuklir tertua kedua di negeri itu, setelah pemerintah bisa memastikan stabilitas suplai energi listrik. Reaktor yang menghasilkan daya 697 megawatt di Korsel tenggara ini dipadamkan pada 2012 setelah beroperasi selama 30 tahun. Namun, regulator tenaga nuklir Korsel menyetujui perpanjangan operasi hingga 2022.
Korsel memiliki 24 reaktor nuklir yang telah beroperasi, yang menyumbang sekitar 30 persen kebutuhan energi listrik negeri itu. Selain dua reaktor Shin Kori yang menjadi kontroversi, ada empat reaktor nuklir lain yang juga hampir selesai pembangunannya.