Las Vegas Terguncang
LAS VEGAS, MINGGU — Peristiwa penembakan mengguncang Las Vegas. Seorang penembak memuntahkan peluru dari lantai 32 sebuah hotel, mengakibatkan 50 orang tewas dan lebih dari 400 warga luka-luka. Polisi menyatakan pelaku beraksi seorang diri dan tidak terkait kelompok militan.
Polisi mengidentifikasi pelaku bernama Stephen Craig Paddock berusia 64 tahun. Paddock, menurut Sheriff Joseph Lombardo, dalam jumpa pers, Senin (2/10) dini hari, merupakan penduduk Las Vegas.
Peristiwa penembakan terjadi Minggu malam sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Paddock mengarahkan senjatanya ke arah kerumunan orang yang sedang menikmati festival musik country.
Festival itu merupakan agenda tahunan yang berlangsung selama tiga hari dengan puluhan ribu penonton. Saat peristiwa terjadi, di tempat kejadian diperkirakan ada 22.000 orang.
Sheriff Lombardo menyatakan belum mempunyai informasi tentang motivasi tersangka pelaku sampai membabi buta menembakkan senjata.
Polisi menembak mati tersangka beberapa menit setelah penembakan. Dalam pemeriksaan kemudian, polisi menemukan sejumlah senjata api di kamar hotel yang ditempati tersangka.
Wakil Sheriff Kevin McMahill kepada CNN mengatakan, tim kepolisian mendapatkan senjata laras panjang. "Paling tidak ada delapan senjata," ucapnya.
Polisi menemukan teman perempuan satu kamar Paddock bernama Marilou Danley. Polisi tidak menyebut keterlibatan Danley (62), hanya disebutkan dia merupakan "rekan" tersangka. Polisi juga mencari dua mobil milik tersangka.
Lombardo menyebutkan dua anggotanya termasuk di antara korban luka-luka. Mereka dalam keadaan kritis.
Terbesar di AS
Serangan di Las Vegas tercatat merenggut nyawa terbanyak dalam sejarah penembakan di Amerika. Pada Juni 2016, seorang pria menembakkan senjata di sebuah klub malam gay, menewaskan 49 orang.
Penembakan di Las Vegas mirip dengan insiden di tempat konser Bataclan, Paris, November 2015, saat berlangsung konser band Eagles of Death Metal. Penyerangan itu menewaskan 89 orang. Pada hari yang sama, di Paris, terjadi serangan teror lain sehingga jumlah korban tewas total 130 orang.
Bulan Mei, 22 warga meninggal dalam sebuah konser di Manchester, Inggris. Dalam penyerangan di Manchester, pelaku meledakkan diri bersama bom yang dibawanya.
Insiden di Las Vegas berlangsung di ruang terbuka yang dikenal dengan nama Las Vegas Village. Ribuan orang yang sedang asyik menonton konser mendadak panik mendengar rentetan tembakan. Penonton konser kaget melihat pakaian mereka terkena percikan darah dari korban yang terkena tembakan.
Sebuah video memperlihatkan massa yang panik berlarian, sementara suara tembakan terus terdengar. "Seperti suara kembang api. Orang-orang jatuh ke bawah. Begitu yang terus terjadi," ucap Steve Smith (45) yang terbang dari Phoenix, Arizona, khusus untuk menyaksikan konser. "Mungkin 100 kali tembakan. Sepertinya senjata diisi lagi dan kemudian ditembak lagi," lanjut Smith tentang peristiwa mengerikan tersebut.
Kodiak Yazzie (36), salah satu penonton, mengatakan, musik berhenti sebentar saat pertama terdengar suara tembakan. Namun, pemusik kembali bermain sebelum rentetan tembakan berikutnya terdengar.
Penampil kemudian lari meninggalkan panggung. "Ini kejadian paling gila yang pernah saya alami. Anda bisa mendengar letusan dari barat kami, dari Mandalay Bay. Anda bisa melihat kilatan-kilatan," ucap Yazzie.
Presiden Donald Trump menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban lewat akun Twitter-nya, Senin dini hari. "Pikiran dan doa kami bagi para korban pada peristiwa tragis semalam," tulis Trump.
Sejak pelantikan Presiden Trump, sejumlah peristiwa penembakan massal terjadi, antara lain penembakan di Texas, September lalu. Sebanyak delapan orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, Trump mendapat penjelasan tentang tragedi tersebut. "Kami memonitor dengan cermat situasinya," ucap Sanders.
Paus Fransiskus, Senin, menyatakan, penembakan di konser Las Vegas merupakan "tragedi yang tak masuk akal". Pemimpin umat Katolik sedunia ini menyampaikan kesedihannya yang mendalam.
(AFP/AP/REUTERS/RET)