BANGKOK, KAMIS — Pemerintah junta militer Thailand menyatakan, mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra berada di Dubai, Uni Emirat Arab. Yingluck akan diburu menggunakan jaringan kerja sama Interpol dan melalui jalur diplomatik Kementerian Luar Negeri Thailand.
”Dia (Yingluck) berada di Dubai,” ujar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha di Bangkok, Kamis (28/9).
Yingluck telah melarikan diri ke luar Thailand pada Agustus lalu untuk menghindari hukuman penjara. Ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara oleh Mahkamah Agung Thailand dalam persidangan in absentia, Rabu lalu. Yingluck dinyatakan bersalah dalam mengelola subsidi beras sehingga merugikan negara miliaran dollar AS.
Prayuth menyatakan, pergerakan Yingluck diawasi lekat oleh Kementerian Luar Negeri Thailand. Yingluck akan diburu melalui Interpol dan jalur diplomatik.
”Polisi kini akan segera memproses dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Interpol,” kata Prayuth menegaskan.
Belum ada tanggapan dari Partai Puea Thai, partai yang didirikan Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand yang juga kakak Yingluck, atas pernyataan Prayuth itu. Thaksin diketahui lebih dulu berada di luar negeri, yakni di Uni Emirat Arab. Thaksin dikudeta tahun 2006 dan meninggalkan Thailand pada 2008.
Jika dapat dipulangkan ke Thailand, tampaknya Yingluck bakal langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Hal ini setelah sebuah aturan hukum baru diterbitkan dan diterapkan kepada tokoh politik atau partai yang berbuat kriminal. Dalam aturan baru itu, diatur bahwa tidak ada batas waktu mundur atas status hukum pelaku untuk dikenai hukuman.
Hak pembelaan diri dapat dilakukan dalam batas waktu 30 hari, dengan syarat pelaku menyodorkan bukti baru dan dilakukan oleh pelaku sendiri. Artinya, kehadiran fisik pelaku menjadi sebuah keharusan. Aturan itu tampaknya diterbitkan berkenaan dengan kasus yang menjerat Yingluck.
Diduga di London
Terkait keberadaan Yingluck, seorang sumber menyebutkan bahwa Yingluck sudah tidak lagi berada di Dubai. Ia meninggalkan Dubai dengan penerbangan menuju London, Inggris, 11 September lalu. Belum ada konfirmasi lebih lanjut tentang dugaan itu. Thaksin diduga juga memiliki rumah di London.
Merujuk ke belakang, khususnya terkait proses pengambilan keputusan vonis bersalah terhadap Yingluck, Mahkamah Agung Thailand menunda pengumuman putusan itu. Vonis seharusnya dijatuhkan bulan lalu. Alasannya, Yingluck tidak hadir dalam persidangan dan kepolisian Thailand menyatakan Yingluck telah meninggalkan Thailand.
Otoritas Thailand saat itu tidak mengungkapkan keberadaan Yingluck sekalipun para pejabat tinggi negeri itu sudah tahu—atau setidaknya menduga—bahwa Yingluck berada di Dubai, tempat tinggal Thaksin.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, dalam kasus yang membelitnya, Yingluck bersikeras menyatakan tidak bersalah. Ia justru menuduh pemerintah militer Thailand melakukan manuver politik terhadap dirinya. Ancaman hukuman maksimal dalam kasus itu sendiri adalah 10 tahun penjara.
Sepanjang Kamis kemarin, kepolisian Thailand menggeledah rumah Yingluck di Bangkok. Hal itu bertujuan mencari bukti-bukti dalam kasus keterlibatan seorang wakil komandan polisi yang dituduh membantu Yingluck melarikan diri dan keluar dari Thailand. Petinggi kepolisian itu diduga membantu penerbitan dokumen palsu yang memuluskan kepergian Yingluck.
Namun, menurut Jenderal Polisi Srivara Ransibrahmanakul, penyelidikan polisi, termasuk penggeledahan di rumah Yingluck, itu bukan untuk menyerang Yingluck. Ia menegaskan bahwa hal itu dalam rangka investigasi kasus kriminal yang dikenakan terhadap sang wakil komandan polisi itu. (AFP/AP)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.