ROMA, KAMIS — Jumlah migran yang menyeberang ke Italia dari pesisir Libya menurun drastis dibandingkan tahun lalu. Hal ini memberikan harapan baru bagi Uni Eropa dalam mencegah banjir migran ilegal ke Eropa yang telah mencapai jumlah lebih dari 2 juta orang sejak akhir 2014.
Musim panas biasanya menjadi "puncak" kedatangan migran ilegal ke Eropa. Namun, sejak 1 Juli lalu, "hanya" 13.500 orang yang datang, turun drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai sekitar 31.000 orang. Saat ini, masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa tren tersebut akan terus bertahan.
Meski demikian, dapat dipastikan, penyebab penurunan kedatangan migran adalah perkembangan terakhir yang tengah terjadi di Italia dan di Libya. Pemerintah Libya telah menerapkan kebijakan lebih keras untuk mencegah penyelundupan migran ilegal melalui pesisir mereka.
Libya juga melatih sekitar 100 penjaga pantai sejak Juli lalu dengan bantuan Uni Eropa. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), penjaga pantai Libya sudah menggagalkan keberangkatan sedikitnya 2.000 migran sejak Juli lalu.
Italia yang menerima sekitar 600.000 migran di kamp penampungan telah membantu Libya dengan kapal-kapal patroli dan kapal perang di perairan Libya. Uni Eropa juga melarang penjualan kapal karet ke Libya.
Tindakan keras
Pemerintah Libya menerapkan pula tindakan keras terhadap lembaga-lembaga swadaya yang selama ini membantu menyelamatkan kapal-kapal yang digunakan migran sebelum mereka mencapai Italia. Libya menuduh organisasi swasta, seperti Proactiva Open Arms dan Doctors Without Borders, "berkolusi" dengan penyelundup manusia.
Menurut Mussie Zerai, sosok pemimpin di Eritrea, sejumlah kepala suku yang di selatan Libya telah menandatangani kesepakatan untuk memblokade jalur penyelundupan.
Di Afrika Barat, kampanye untuk mencegah warga Afrika menyeberang ke Eropa melalui perjalanan yang sangat berbahaya gencar dikampanyekan. "Kami di sini bekerja sangat keras untuk mencegah kaum muda berangkat ke Libya dan menyeberang ke Eropa lewat laut. Kami tak ingin mereka tewas di laut untuk mimpi yang tak akan terwujud," kata seorang ketua komunitas warga Ghana yang telah bermukim di Libya selama 26 tahun.
Penurunan kedatangan migran ke Italia berbanding terbalik dengan kedatangan migran ke Spanyol. Menurut IOM, jumlah migran yang mencapai Spanyol lewat laut tahun ini adalah 8.385 orang, naik dibandingkan sekitar 4.000 orang tahun lalu.
Adapun kedatangan migran di Yunani juga menurun drastis, hanya 12.000 orang. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan 160.000 orang, tahun lalu.
(AP/AFP/REUTERS/MYR)