Akibatnya, empat personel militer AS terluka. Sebelumnya, dalam serangan bom bunuh diri atas konvoi NATO, dua tentara AS tewas. Saat itu, serangan berlangsung ketika pengebom menabrakkan mobil penuh bahan peledak pada konvoi NATO.
Kelompok militan Taliban mengklaim bertanggung jawab. Qari Yusuf Ahmadi, juru bicara Taliban di Afganistan selatan, menyebut, serangan menghancurkan dua kendaraan lapis baja dan menyebabkan setidaknya 15 orang tentara tewas.
Ahmadi mengidentifikasi penyerang bunuh diri sebagai Asadullah Kandahari. Serangan dilakukan dengan menggunakan truk kecil yang dipenuhi bahan peledak. Kandahar dikenali sebagai basis Taliban.
Namun, klaim itu diragukan, terutama terkait jumlah korban tewas. Foto yang diunggah Taliban menunjukkan, satu kendaraan lapis baja hancur sebagian dan bagian belakang truk rusak parah.
Kepada AP, warga Kandahar, Ghulam Ali, mengatakan, ia melihat kendaraan militer terbakar dan helikopter datang untuk mengevakuasi korban.
Konfirmasi
Juru bicara militer AS Letnan Damien E Horvath mengonfirmasi serangan itu dan mengatakan ada korban jiwa. Namun, dia tidak memberikan rincian.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Kapten Jeff Davis juga membenarkannya. ”Dua anggota pasukan AS tewas dalam aksi di Kandahar saat konvoi mereka diserang,” tuturnya.
Serangan di Kandahar merupakan pukulan terbaru bagi pasukan NATO, yang mengakhiri lebih dari satu dekade misi tempur mereka di Afganistan pada pengujung 2014. Sejak itu, tentara dan polisi Afganistan berjuang sendiri untuk menghadapi Taliban yang bangkit kembali.
Pada awal bulan lalu, seorang tentara AS terbunuh dan dua lainnya cedera dalam serangan di Provinsi Helmand, Kandahar, saat melakukan operasi melawan Taliban. Prajurit Hansen Kirkpatrick (19) meninggal akibat terkena serpihan mortir.
Saat ini, setidaknya ada 8.400 tentara AS di Afganistan dan 5.000 serdadu lainnya dari negara-negara NATO. Enam tahun lalu, jumlah pasukan AS di Afganistan mencapai lebih dari 100.000 orang.
Jumlah anggota gabungan AS dan NATO di Afganistan sekarang sekitar 13.500 personel. Presiden AS Donald Trump memutuskan mengirim 4.000 tentara ke Afganistan untuk membendung aksi Taliban.
Tim robotik
Peristiwa kekerasan lainnya di Afganistan menewaskan ayah dari seorang gadis remaja yang bersama teman-temannya belum lama ini mewakili negara itu dalam kompetisi robot di AS. Sang ayah meninggal dalam serangan di sebuah masjid di Herat, Selasa.
Fatema Qaderyan (15) merupakan satu dari enam anggota tim robotik yang tampil di Washington. Kehadiran mereka merebut hati banyak orang dan diliput luas oleh media.
Menurut saudara laki-laki Fatema, sang ayah meninggal akibat serangan yang dilakukan NIIS itu. ”Fatema tak makan dan enggan bicara sejak insiden tersebut. Dia sangat terpukul. Hari ini, setelah pingsan beberapa kali, ia mendapat terapi obat dari dokter,” ujarnya.