logo Kompas.id
InternasionalKisah Unik Aborigin dalam...
Iklan

Kisah Unik Aborigin dalam Lukisan

Oleh
· 3 menit baca

Tak ada yang tak mungkin. Memadukan dua gaya lukis dalam satu kanvas adalah kolaborasi yang sangat mungkin dilakukan dan dapat menghasilkan keindahan yang unik: menunjukkan ciri khas kedua pelukis yang bersatu dalam satu bidang gambar. Perpaduan semacam itu terwujud dalam lukisan berukuran sekitar 2 meter x 2 meter yang terpajang di ruang pamer Kedutaan Besar Australia, di Jakarta. Di sisi kirinya, tergambar penyu dan lekukan seperti ular dengan dominasi coklat, kuning, dan oranye disertai dengan titik-titik khas lukisan suku Aborigin di Australia. Di sisi kanannya, tergores gambar awan-awan berwarna biru muda. Gambar dilengkapi dengan dua kepala dan badan naga yang juga berwarna biru, lengkap dengan lidah api merah menyala. Lukisan unik itu hasil goresan pelukis Aborigin, Australia, yang terkenal: Jandamarra Cadd, dan pelukis Indonesia asal Bogor: Jerry Thung. Karya seni mereka mewakili hubungan erat Australia-Indonesia. Lukisan tersebut langsung mereka selesaikan pada Selasa (11/7) sore. Hasil karya ini dipajang di ruang pamer bersama dengan sejumlah repro lukisan Aborigin lainnya. Apa yang mereka lakukan merupakan bagian dari Pekan Budaya Penduduk Asli Australia (National Aborigines and Islander Day Observance Committee/NAIDOC Week). Acara diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia pada 11-13 Juli 2017. KolaborasiDubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan, pembuatan karya bersama Jandamarra Cadd dan Jerry Thung mengikuti sejarah panjang kolaborasi warga Australia dan Indonesia. "Hubungan kedua negara dibangun atas koneksi pribadi yang mendalam dan kukuh di antar warga kedua negara," tuturnya. Menurut dia, sejak 1700-an, nelayan Sulawesi Selatan berlayar ke bagian utara Australia untuk berdagang. Mereka membentuk hubungan-hubungan dan masyarakat baru. Grigson menambahkan, pameran seni tersebut menunjukkan kekayaan dan kompleksitas budaya asli penduduk Australia. "Kami beruntung memiliki koleksi lukisan yang luar biasa dari seluruh penjuru negeri. Masing-masing memiliki kisah unik untuk diceritakan," ujarnya.Adapun lukisan-lukisan repro yang ditampilkan merupakan karya pelukis Aborigin yang sangat berpengaruh, seperti Dick Nguleingulei (1920-1988) dengan lukisan "Mimih Hunting" yang dibuat pada 1980. Mimih adalah roh jahil dari Arnhem Land Barat yang dipercaya bisa mengajari orang cara berburu, memasak, menari, menyanyi, dan melukis. Ada pula karya Yirawala (1897-1976) yang melukis "Totemic Crocodile" pada 1965. Lukisan ini bertutur tentang buaya totem yang beraktivitas di sungai Liverpool, Australia utara. Ada pula karya Bardayal Nadjamerreck (1926-2009) yang berjudul "Dulklorrkenlorrken" dan dibuat tahun 1977. Lukisan berkisah tentang makhluk Dulklorrkenlorrken yang tinggal di lubang kayu, yang keluar untuk berjemur di pagi hari dengan duduk di atas kayu. Ia dianggap bertemperamen buruk, berbahaya, dan dapat membunuh makhluk asing tanpa alasan. (LOK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000