Dulu Hongkong modern adalah pulau sepi, bagian dari kekaisaran China, saat Dinasti Han berkuasa antara tahun 206 SM dan 220 Masehi. Wilayah itu menjadi ramai setelah meningkatnya migrasi warga Han dari China daratan.
Posisinya yang strategis dengan alur laut yang dalam, memberi keuntungan geografis yang turut mengubah Hongkong menjadi kota pelabuhan. Pada abad ke-7 kota itu menjadi salah satu titik utama untuk mengisi logistik kapal dagang yang menyusuri jalur sutra maritim yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Hongkong pun menjadi salah satu pintu ekspor produk porselen dan teh asal China serta menjadi pintu masuk bagi rempah-rempah dan tekstil.
Pada tahun 1500-an, pedagang asal Portugal, Belanda, dan Perancis mulai merapat di pantai selatan China. Mereka pun mulai membuka pangkalan di Makau, tak jauh dari Hongkong. Untuk menahan pengaruh Eropa, pada abad ke-18 China memberlakukan pembatasan terhadap orang-orang Eropa. Inggris marah setelah dekrit kekaisaran melarang perdagangan opium dari India ke China.
Karena otoritas China menyita banyak opium, pada 1840 Inggris menyerbu dan mencapai China utara. Perang Candu pertama itu membuat Beijing terancam. Untuk berdamai, pada tahun 1841, China setuju menyerahkan Pulau Hongkong kepada Inggris. Pada Perang Candu kedua, yang meletus tahun 1860, Semenanjung Kowloon jatuh ke tangan Inggris dan pengaruh mereka pun terus meluas hingga utara ke wilayah New Territories.
Hongkong menjadi bagian Kerajaan Inggris hingga 1997. Setelah masa sewa 99 tahun usai, wilayah itu dikembalikan kepada China. Di bawah pemerintahan Inggris, Hongkong berubah menjadi pusat komersial dan finansial yang memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia. (AFP/JOS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.