Pamor Kepeloporan AS Meredup
Ini salah satu tindakan paling memalukan dalam sejarah Amerika," kata David Gergen menanggapi keputusan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat mundur dari Kesepakatan Paris. Mantan penasihat Presiden Richard Nixon, Gerald Ford, Ronald Reagan, dan Bill Clinton ini menambahkan, sebagai negara pengonsumsi karbon dioksida terbesar, keputusan AS meninggalkan perjanjian begitu saja merupakan tindakan tidak bertanggung jawab yang mengerikan. Gergen memperkirakan, keputusan Trump kali ini akan dilihat sebagai hal buruk oleh dunia dan merupakan kemunduran bagi kelangsungan planet. Untuk jangka pendek, tidak ada implikasi langsung atas keputusan sepihak Trump. Namun, kesepakatan untuk membatasi emisi gas ini sebenarnya mengikat di bawah hukum internasional. Pengacara Perancis, Arnaud Gossement, menilai AS telah melanggar hukum internasional. "Meski tidak ada sanksi-sanksi," katanya. Richard Klein dari Institut Lingkungan Stockholm mengingatkan, AS tak bisa begitu saja mundur dari Kesepakatan Paris. Pencabutan baru efektif nanti pada November 2020 atau setahun setelah berlakunya perjanjian. Lewat ucapan Trump yang mengatakan dia dipilih mewakili warga Pittsburgh, bukan (warga) Paris, Trump sepertinya mempertaruhkan reputasi AS di mata dunia. Masyarakat global tidak bisa lagi berharap pada AS. Konsekuensi dari sikap Trump untuk mengutamakan kepentingan rakyatnya, kesepakatan lain, seperti Area Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), bernasib setali tiga uang. AS sudah tidak bisa lagi disebut pelopor lingkungan. Di bawah kepemimpinan Trump, negara adidaya itu tidak bisa membanggakan diri lagi sebagai pelopor hak asasi manusia (HAM) setelah baru-baru ini AS sepakat menjual senjata kepada Arab Saudi yang diketahui banyak melakukan pelanggaran HAM.Melihat sepak terjang Trump, tepatlah keputusan Eropa-dipelopori Kanselir Jerman Angela Merkel-untuk mengakhiri kebergantungannya pada AS. (AFP/AP/REUTERS/RET)