Sampah Antariksa Ancaman Serius terhadap Ekonomi Dunia
Oleh
Dahono Fitrianto - AFP
·3 menit baca
CANBERRA, RABU — Jumlah sampah antariksa yang makin banyak di orbit Bumi dikhawatirkan bisa memicu bencana jika menabrak satelit-satelit yang tengah beroperasi. Jika terjadi, hal ini akan menyebabkan gangguan terhadap perekonomian dunia mengingat saat ini hampir seluruh aktivitas bisnis dan sosial bergantung pada keberadaan satelit-satelit ini.
Demikian diungkapkan sejumlah ilmuwan yang tengah berkumpul dalam konferensi lingkungan antariksa di Canberra, Australia, Rabu (31/5). Konferensi tersebut bertujuan, antara lain, untuk mengoordinasikan upaya bersama guna mencegah bencana akibat sampah antariksa.
Hingga saat ini diperkirakan terdapat 170 juta keping sampah antariksa yang merupakan sisa-sisa misi luar angkasa. Sampah tersebut terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari tabung roket bekas sampai serpihan cat wahana luar angkasa. Sampah ini berada di orbit mengitari Bumi bersama berbagai infrastruktur luar angkasa senilai 700 miliar dollar AS saat ini.
Hingga saat ini diperkirakan terdapat 170 juta keping sampah antariksa yang merupakan sisa-sisa misi luar angkasa. Sampah tersebut terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari tabung roket bekas sampai serpihan cat wahana luar angkasa.
Namun, dari jumlah tersebut, baru 22.000 keping sampah yang teridentifikasi dan terlacak. Padahal, dengan kecepatan gerak hingga 27.000 kilometer per jam, tabrakan dengan kepingan kecil sampah ini saja bisa menghancurkan satelit yang tengah beroperasi.
”Masalah sampah antariksa ini terus memburuk dari tahun ke tahun,” ujar Ben Greene, Kepala Pusat Riset Lingkungan Antariksa Australia, yang menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Menurut Greene, saat ini saja setiap tahun ada 3-4 satelit yang rusak karena ditabrak sampah antariksa. Bahkan, lanjutnya, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan, dalam 5-10 tahun ke depan, seluruh infrastruktur antariksa bisa habis karena tabrakan dengan sampah ini.
Greene menggarisbawahi fakta bahwa setiap tabrakan dengan sampah ini akan menghasilkan lebih banyak serpihan sampah, yang pada gilirannya bisa memicu sebuah tabrakan beruntun yang bisa merusak semua satelit di orbit.
Bergantung pada antariksa
Di era masyarakat dunia sangat bergantung pada fungsi satelit untuk komunikasi, navigasi, hingga pengendalian sektor keuangan dan energi, makin banyaknya sampah antariksa ini menjadi ancaman serius terhadap perekonomian global.
”Ekonomi Australia, misalnya, sangat bergantung pada antariksa. Kami adalah negara besar dengan penduduk yang sedikit, dan satu-satunya cara untuk menjalankan negara ini adalah melalui luar angkasa,” ujar Greene.
Pakar sampah antariksa dari University of Texas, AS, Moriba Jah, menambahkan, dengan makin mudahnya pihak swasta memproduksi dan meluncurkan produk antariksa mereka, masalah sampah antariksa ini makin besar. Menurut dia, sebuah tabrakan besar di orbit tak terelakkan jika tak ada aksi nyata untuk mengatasi masalah ini.
”Ini seperti Anda mengendarai mobil di jalanan berkabut, dan Anda harus berjalan sangat pelan karena tidak tahu ada apa di sekitar Anda. Seperti itulah analogi di luar angkasa saat ini,” kata Jah.
Greene mengatakan, para ilmuwan saat ini tengah mengembangkan teknologi yang bisa melacak seluruh kepingan sampah antariksa sehingga satelit dan wahana luar angkasa bisa menghindari tabrakan. Teknologi ini diharapkan bisa dioperasikan dalam waktu 18 bulan ke depan.
Teknologi lain yang dikembangkan adalah mengoperasikan sebuah ”meriam” laser energi tinggi yang bisa ditembakkan dari permukaan Bumi untuk menggeser posisi sampah-sampah ini. Pengembangannya sudah mencapai 75 persen.
Teknologi lain yang dikembangkan adalah mengoperasikan sebuah ”meriam” laser energi tinggi yang bisa ditembakkan dari permukaan Bumi.
Februari lalu, sebuah misi antariksa Jepang untuk memperlambat gerak sampah-sampah ini, dengan menggunakan metode elektrodinamika sehingga sampah-sampah itu akan turun ke orbit yang lebih rendah, dinyatakan gagal.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.